HOAKS! Vaksin HPV Anak Bikin Mandul, Ini Penjelasan Kemenkes RI

Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS), program pencanangan nasional dari Kementerian Kesehatan RI.
Ilustrasi - Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS), program pencanangan nasional dari Kementerian Kesehatan RI. (Foto: Kemenkes)

HAI SAHABAT ULASAN, Baru baru ini Beredar satu postingan di media sosial yang menyatakan program vaksin Human Papiloma Virus (HPV) kepada anak perempuan bertujuan untuk memandulkan.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan, dr. Mohammad Syahril memastikan bahwa informasi yang beredar tersebut adalah informasi palsu atau Hoax.

“Imunisasi HPV sudah dipastikan keamanannya dan pada umumnya tidak menimbulkan reaksi yang serius sesudah pemberian imunisasi,” jelas dr. Syahril, yang diumumkan di website Kementerian Kesehatan RI.

Menurut dr. Syahril, reaksi yang mungkin terjadi di lokasi suntikan termasuk kemerahan, pembengkakan, dan nyeri ringan.

Gejala ini biasanya muncul satu hari setelah imunisasi diberikan dan dapat berlangsung selama satu hingga tiga hari. Selain itu, ada kemungkinan juga muncul reaksi umum seperti demam.

Baca Juga: Kemenkes Imbau Seluruh Fasilitas Pelayanan Kesehatan Waspadai Virus Nipah

Imunisasi HPV memiliki tujuan untuk mencegah penyakit kanker serviks yang disebabkan oleh infeksi HPV. Keberhasilan imunisasi ini dapat mencapai 100% jika diberikan dua dosis kepada anak perempuan pada usia 9-13 tahun.

Komitmen Indonesia dalam pencegahan kanker serviks terbukti dengan masuknya Imunisasi HPV ke dalam program imunisasi nasional sejak tahun 2023.

Hingga saat ini, sekitar 135 negara telah menyertakan Imunisasi HPV dalam program imunisasi nasional. Selain itu juga termasuk Malaysia, Singapura, Amerika, Inggris, dan Perancis.

Imunisasi HPV diberikan dalam dua dosis kepada anak perempuan sebelum lulus SD/MI atau tingkatan yang setara. Proses imunisasi ini dilakukan dalam kegiatan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) setiap bulan Agustus di sekolah.

Imunisasi HPV Secara Nasional Cegah Kanker Leher Rahim

Pencanangan Imunisasi HPV, upaya pemerintah untuk mempercepat penurunan angka kesakitan dan kematian akibat kanker serviks, serta menjaga masa depan anak-anak perempuan Indonesia agar selalu sehat, terhindar dari kanker serviks.

Imunisasi HPV ini utamanya diberikan segera kepada anak-anak perempuan usia kelas 5 SD/MI/sederajat atau anak usia 11 tahun (bagi anak usia sekolah yang tidak bersekolah) untuk dosis pertama dan selanjutnya dosis kedua 6 sampai 12 bulan kemudian.

“Vaksin HPV ini akan diberikan secara gratis dan sangat penting untuk melindungi anak perempuan dari kanker leher rahim atau kanker serviks. Imunisasi merupakan upaya yang paling murah. Kalau sudah kena kanker serviks sudah pasti mahal biayanya. Untuk itu, Kemenkes melakukan perluasan HPV secara nasional,” pungkas Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Dirjen P2P) Maxi Rein Rondonuwu.***

Ikuti Berita Kesehatan Lainnya di Google News