Ini Kata Konselor Puspaga Kepri Soal Kasus Bullying Kembali Terjadi di Bintan

Konselor Puspaga
Konselor dan mediator Puspaga Gurindam Kepulauan Riau (Kepri), Sudirman Latif (Foto:Randi RK/Ulasan.co)

“Bisa diihat film-film dari Korea, Jepang yang menggambarkan pembullyan di sekolah akhirnya diimitasi (ditiru) juga oleh anak-anak remaja,” imbuhnya.

Sudirman juga merisaukan adanya pembiaran tindakan bully oleh orang dewasa. Walaupun orang dewasa tahu terjadi penyimpangan perilaku pada anak, namun seringkali mereka abaikan.

“Seolah-olah mereka beranggapan ‘ah biar ajalah namanya juga anak-anak’,” ungkapmnya lagi.

Menurutnya, orang dewasa harus tahu kapan anak-anak atau remaja harus dibiarkan berekspresi dan kapan tidak. Orang dewasa juga wajib tahu mana ekspresi anak yang positif dan mana yang negatif.

“Orang tua harus punya dua ‘t’, pertama tega, yang kedua tegas,” sebutnya.

“Tega untuk tidak memperbolehkan anak berbuat hal negatif dan tegas menyikapi, atau sefrekuensi antar kedua orang tua untuk melarang anak berperilaku menyimpang,” sambungnya.

Dalam pandangan Sudirman, pembullyan tidak bisa berdiri sendiri hanya karena anak. Selain disebabkan ada tempat dan kesempatan, tetap saja ada keterlibatan orang dewasa disitu.

Sudirman menjelaskan, anak-anak dan remaja merupakan generasi yang memiliki energi dan hasrat yang besar sehingga membuat mereka meluap-luap.

“Tapi seringkali mereka tidak tahu dan tidak mendapat tempat untuk meluapkannya. Apalagi jika anak tidak mendapat pola pengasuhan yang baik dan perhatian orang tua yang cukup,” ujarnya.

Sudirman menceritakan bahwa ia pernah menemukan satu kasus dimana salah satu anak disekolah yang sangat nakal. Bahkan ia menggambarkan anak tersebut sebagai ‘kepala puak’ sekolah.

“Maaf kata, dimana ada anak lain yang menangis, disitu ada dia,” ujarnya.

Namun setelah diselidiki, ternyata anak tersebut mengalami kekerasan oleh orang tuanya selama dirumah. Ia hidup seperti tidak ada harga diri, karena selalu dimarahi dan dimaki orang tuanya.

“Akhirnya anak itu melampiaskannya di sekolah, untuk menunjukan bahwa ia juga punya power kepada anak-anak lainnya,” katanya.

Sehingga menurutnya, selain faktor lingkungan, peran keluarga juga memiliki kontribusi besar dalam membentuk kepribadian anak.

Maka untuk menghadapi permasalahan itu, Sudirman menginformasikan bahwa saat ini Puspaga Gurindam Kepri dibawah naungan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB), telah melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah terkait pembullyan, kekerasan dan kekerasan seksual, dan pernikahan usia anak.

Dan pihaknya pun siap memberikan masukan kepada keluarga yang ingin berkonsultasi terkait anak maupun permasalahan keluarga lainnya.