Ini Kata Pengamat Politik Soal Ansar Ahmad Unggul 54,89 Persen Suara di Pilgub Kepri

Debat Paslon Pilkada Kepri
Debat publik paslon Pilkada Kepri 2024. (Foto:Randi Riezky K/Ulasan.co)

BATAM – Berdasarkan hasil hitungan cepat atau quick count data poltracking, pasangan calon (paslon) gubernur-wakil gubernur Kepulauan Riau (Kepri) Ansar Ahmad-Nyanyang Haris Pratamura unggul dari penantangnya Muhammad Rudi-Aunur Rafiq.

Data yang dirilis poltracking per Rabu 27 November 2024, dengan 74,34 persen suara yang masuk, Ansar-Nyanyang memimpin dengan perolehan 54,89 persen suara. Sementara Rudi-Rafiq mengumpulkan 45,11 persen suara.

Pengamat politik Unrika, Rahmayandi Mulda

Pengamat politik sekaligus dosen Fakultas Hukum Universitas Riau Kepulauan (Unrika), Rahmayandi Mulda, menilai pelaksanaan Pilkada 2024 Kepri berlangsung lancar.

Menanggapi hasil quick count, ia menyoroti tingginya elektabilitas Ansar Ahmad menjadi kunci kemenangan pada pilkada kali ini.

“Hasil survei kan tidak jauh beda dengan hasil quick count,” ujar Rahmayandi Mulda.

Menurut Rahmayandi, tim sukses Ansar-Nyanyang bekerja solid untuk mendulang suara kemenangan. Sebaliknya, Muhammad Rudi kehilangan simpatisan, dan beberapa tokoh pendukungnya yang berpindah haluan.

Faktor ini, ditambah isu kontroversial seperti konflik Rempang-Galang turut memengaruhi suara Rudi.

“Dengan selisih suara mencapai 10 persen, akan sulit bagi Rudi untuk mengejar, karena jarang bisa berubah hasilnya secara signifikan,” kata Rahmayandi.

Selain itu, persoalan minimnya partisipasi pemilih terutama di Batam juga bisa mempengaruhi hasil perolehan suara.

Rahmayandi turut membahas hasil quick count Pilkada Batam, di mana pasangan Amsakar-Li Claudia (ASLI) unggul dengan 65 persen suara atas Nuryanto-Hardi S. Hood.

Meski sempat diterpa isu politik uang, paslon ASLI mampu menggalang dukungan melalui tim yang solid dan loyal.

“Isu politik uang ternyata tidak berdampak signifikan, karena terlalu prematur diketengahkan ke masyarakat,” jelas dia.

Pengamat Politik STISIPOL Raja Haji, Endri Sanopaka

Pengamat politik dari Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIPOL) Raja Haji, Endri Sanopaka juga memuji kelancaran pelaksanaan Pilkada 2024 Kepri meski sempat diwarnai isu politik uang.

Menurutnya, kesadaran masyarakat akan pentingnya pemilu yang jujur semakin meningkat, meski pendidikan politik tetap perlu ditingkatkan.

Terkait hasil quick count yang menunjukan keunggulan Ansar dibanding Rudi, Endri menyebutkan, hal itu di luar prediksi.

Menurutnya banyak yang berfikir pertarungan politik akan berlangsung sengit dengan selisih yang sedikit. Apalagi Rudi yang selama ini yang merupakan Walikota sekaligus Kepala BP Batam dianggap unggul melawan petahana.

“Tapi hasil quickcount kita lihat selisihnya lumayan jauh, antara 9 hingga 10 persen dan kemungkinan hasil rill-nya tidak akan berubah,” ujar Endri Sanopaka.

Endri menyoroti bahwa jumlah pemilih yang besar di Batam, yang awalnya dianggap menjadi lumbung suara bagi Rudi, ternyata tidak berdampak signifikan.

Menurutnya, tingginya mobilitas warga Batam dinilai mengurangi partisipasi pemilih, yang justru merugikan kubu Rudi dan menguntungkan petahana.

“Sehingga hal ini merugikan pak Rudi sebagai calon yang mempunyai hubungan emosional dengan Batam dan menguntungkan petahana,” sambung Endri.

Sementara itu, terkait popularitas menurut Endri sebenarnya kedua paslon cukup populer di masyarakat. Berdasarkan hasil survei sejumlah lembaga, bahkan petahana sempat pesimis awalnya untuk memenangkan suara pemilih di Batam.

“Hasil survei memicu petahana mengevaluasi Langkah agar di Batam memperoleh hasil imbang, tapi ternyata hasilnya kini bisa unggul elektabilitasnya. Sehingga upaya mereka membuahkan hasil,” jelas Endri.

Selain itu, Endri mencatat keberhasilan strategi politik Ansar yang berafiliasi dengan Partai Gerindra, partai pemenang pemilu presiden dengan berbagai kesepakatan. Dukungan Gerindra, menurutnya, memperbesar peluang kemenangan Ansar.

“Pak Rudi mungkin juga menginginkan hal ini, tapi Gerindra lebih memilih petahana,” tambah dia.

Tak hanya di Pilkada Kepri, ia melihat di seluruh wilayah Kepri bahkan rata-rata di Indonesia banyak paslon yang didukung partai gerindra juga memperoleh kemenangan berdasarkan hasil quick count.

“Ini adalah poin perhatian yang bisa kita prediksi jauh-jauh hari,” terangnya.

Disamping itu, pergerakan Paslon Ansar-Nyanyang yang bergandengan tegak lurus dengan paslon walikota dan Wakil walikota Batam yang juga didukung Gerindra, Amsakar – Li Claudia juga menjadi kekuatan yang menguntungkan.

“Sehingga muncul lah istilah relawan ASLI-Sayang yang menguntungkan petahana,” ungkapnya.