TEL AVIV – Gelombang serangan roket Hizbullah Lebanon terjun bebas di Kota Safed, Israel bagian utara, Rabu 14 Februari 2024.
Serangan di wilayah Markas Komando Militer Israel utara tersebut, mengakibatkan satu orang tentara Zionis tewas delapan tentara lainnya mengalami luka serius.
Roket-roket tersebut terbang dari Lebanon dengan menempuh jarak tembak sejauh 15 kilometer menuju Kota Safed, Israel utara.
Padahal wilayah Markas Komando Militer Israel di utara dilindungi sistem pertahanan udara canggih Iron Dome. Namun tak satu pun roket Hizbullah dicegat rudal Iron Dome.
Ternyata ada aksi cerdik pasukan Hizbullah karena sudah mengenal kelemahan sistem Iron Dome tersebut. Sehingga puluhan roketnya menghujani Kota Safed, Israel.
Pasukan Hizbullah menembakkan roket-roket anti-tank dengan ketinggian rendah. Hal itu itu dilakukan guna menghindari sistem pelacakan target Iron Dome.
Pasukan Israel dan Hizbullah Lebanon telah terlibat bentrok lintas batas setelah serangan Hamas pada tanggal 7 Oktober 2023 lalu ke wilayah Israel selatan. Sejak itu, bentrokan terus meningkat dari waktu ke waktu.
“Akibat peluncuran tersebut, seorang tentara IDF atau Pasukan Pertahanan Israel tewas dan beberapa tentara IDF lainnya terluka,” bunyi pernyataan IDF seperti dikutip New Arab, Kamis 15 Februari 2024.
IDF menambahkan bahwa mereka sudah mulai menargetkan sumber peluncuran roket di Lebanon selatan, dan dewan perang Israel dilaporkan telah berkumpul untuk membahas kemungkinan respon balasan.
Serangan terhadap Israel pada Rabu terjadi setelah serangkaian pembunuhan yang ditargetkan, terhadap para pemimpin Hizbullah dan pengeboman udara yang intens di wilayah perbatasan di Lebanon selatan.
Pada Sabtu, 10 Februari, Israel menyerang pintu masuk sebuah masjid saat jamaah meninggalkan salat Ashar di kota perbatasan Lebanon, Houla. Serangan itu menewaskan satu orang dan melukai 11 lainnya.
Hingga saat ini pertempuran telah menewaskan sedikitnya 231 orang di Lebanon, sebagian besar dari mereka adalah milisi Hizbullah, menurut penghitungan AFP.
Sementara menurut Israel, sepuluh tentara dan enam warga sipil telah tewas meskipun Hizbullah mengeklaim angka sebenarnya jauh lebih tinggi.
Hizbullah juga mengatakan mereka akan menghentikan pertempuran di perbatasan Lebanon-Israel jika ada gencatan senjata di Gaza.