Jet Tempur F-16 Block 70 dan JAS-39 Gripen E Tersingkir, Kolombia Pilih Rafale

Jet tempur F-16 Block 70 dan JAS-39 Gripen E yang kalah bersaing pada tender pengadaan jet tempur Angkatan Udara Kolombia. (Grafis:Ulasan.co/Wahyoe Why

JAKARTA – Jet tempur F-16 Amerika Serikat (AS) dan JAS-39 Gripen Swedia tersingkir oleh Dassault Rafale untuk pengadaan kekuataan udara Kolombia.

Sebelumnya, proposal yang masuk pengadaan jet tempur tersebut mulai dari F-16 block 70/72 bikinan AS dan JAS-39 Gripen E dari Swedia serta Rafale dari Prancis.

Pemerintah Kolombia akhirnya menyetujui proposal untuk pengadaan 16 unit jet tempur Rafale dari Dassault Prancis dengan nilai kontrak pengadaan sebesar 3,5 miliar USD.

Setelah memilih proposal Dassault, Bogota pada Rabu (21/12) menyatakan, pembelian jet tempur Rafale oleh Kolombia akan menjadi pembeli pertama di negara kawasan Amerika Selatan.

Keputusan telah diambil oleh Presiden Gustavo Petro, yang baru saja resmi menjadi Presiden Kolombia pertama dari partai sayap kiri pada Agustus lalu.

Sebagai Presiden Kolombia yang baru, Gustavo Petro berkeinginan untuk memperbarui armada Angkatan Udara Kolombia sesuai dengan tantangan dan perkembangan zaman.

Jet tempur Omnirole Rafale dibeli untuk menggantikan jet tempur Kfir buatan Israel, yang telah digunakan FAC sejak akhir 1980-an dan kini habis masa pakainya.

Rafale akan bertugas untuk mempertahankan wilayah udara Kolombia, dan memerangi kejahatan terorganisir serta melakukan pengawasan udara.

Baca juga: Kolombia Pilih SAAB Gripen Gantikan Jet Tempur KFIR Usang Israel
Jet tempur omnirole Rafale milik Angkatan Udara Prancis atau Armee De L’Air. (Foto:Instagram/kilo.mike.aviationphotography)

“Pemerintah memilih proposal yang diajukan oleh pemerintah Prancis, untuk akuisisi 16 pesawat Rafale,” kata pihak Kantor Kepresidenan Kolombia seperti diberitakan Reuters.

Sebab, disetujuinya proposal penawaran dari Dassault Prancis merupakan yang terbaik untuk negara dari segi harga, efisiensi serta teknis pengoperasian.

“Waktu penerbangan satu jam dengan pesawat Rafale sekitar 30% lebih murah daripada waktu penerbangan satu jam dengan Kfir,” ujar pemerintah Kolombia membandingkan dengan pesawat lamanya Kfir.

Presiden Petro mengatakan, pembaruan angkatan udara diperlukan karena armada Kfir telah digunakan selama lebih dari 42 tahun, dan telah beroperasi di Kolombia ebih dari 30 tahun.

Sedangkan untuk pengoperasian dan pemeliharaan Kfir, saat ini termasuk mahal dan bisa berisiko. Bahkan Kolombia satu-satunya operator jet tempur Kfir, yang kini suku cadangnya tidak diproduksi lagi oleh Israel Aerospace Industries (IAI).

Sementara akuisisi kontrak untuk pengadaan 16 jet tempur omnirole Rafale, akan diselesaikan dalam waktu hingga lima tahun ke depan setelah kontrak ditandatangani.

Baca juga: Jet Tempur Rafale Semakin Melejit, Arab Saudi Order 200 Unit