BATAM – Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data terbaru yang menunjukkan Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) menduduki peringkat kedua nasional dalam hal angka pengangguran terbuka, yakni mencapai angka 6,94 persen.
Angka tersebut berada dibawah Provinsi Banten yang menduduki peringkat pertama, dengan angka pengangguran terbuka mencapai 7,02 persen.
Menanggapi hal tersebut, anggota Komisi IV DPRD Kota Batam, Muhammad Mustofa mengatakan, bahwa angka pengangguran terbuka di Kepri tahu ini sebenarnya mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya.
“Berdasarkan data BPS tahun 2023, angka pengangguran terbuka di Kepri itu 8,4 persen, sementara tahun ini 6,9 persen. Jadi skala secara nasional kita peringkat tertinggi kedua, tapi di tingkat Provinsi, angka pengangguran di Kepri turun,” ujarnya, Kamis 23 Mei 2024.
Mustofa menilai, Batam masih menjadi destinasi utama para pencari kerja (pencaker), tidak hanya di Kepri, tetapi juga di seluruh Sumatera. Hal ini, menurutnya menjadi salah satu faktor yang mendorong tingginya angka pengangguran terbuka di wilayah tersebut.
“Batam menjadi lokomotif Kepri. Sebagai kota tujuan pencaker, wajar saja angka pengangguran terbuka di Kepri tinggi,” ungkapnya.
Ia menekankan perlunya perhatian dari pemerintah daerah untuk menciptakan lapangan pekerjaan guna menekan angka pengangguran.
“Jika kita berbicara soal Kepri, sudah pasti itu Batam. Baik dalam pertumbuhan ekonomi maupun aspek lainnya,” tambahnya.
Mustofa juga mengungkapkan berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah daerah untuk mengurangi angka pengangguran terbuka, termasuk menciptakan lapangan kerja dan memfasilitasi pelatihan, baik di tingkat daerah maupun nasional, seperti melalui Balai Latihan Kerja (BLK).
