TANJUNGPINANG – Peristiwa ambruknya Pasar KUD Tanjungpinang, Kepulauan Riau hingga kini masih membekas bagi masyarakat, khususnya korban yang ikut jatuh ke laut. Misalnya yang dialami korban, yakni Ilham (5) dan Fitriani (24).
Pagi yang cerah pada Sabtu (05/03) kemarin, Ilham, Fitriani, serta tiga korban lainnya berada di parkiran Pasar KUD Tanjungpinang ikut tercebur ke laut bersamaan dengan sepeda motor warga saat runtuh.
Bagaimana tidak? Tak hanya luka-luka, kejadian itu mengakibatkan Ilham harus kehilangan sebagian kelilingking kirinya. Sedangkan Fitriani masih merasakan nyeri pada kandungannya berusia hampir 8 bulan.
Jeritan, rasa panik, takut, dan terkejut Ilham serta Fitriani sektika menyatu dengan riuhnya pasar ambruk. Fitriani terimpit di antara dua sepeda motor, dan Ilham menjerit kesakitan, karena jari kelingkingnya terjepit beton lantai pasar.
Pada saat kejadian, keduanya turut tercebur bersamaan dengan lantai parkiran pasar, belasan sepeda motor, serta beberapa lapak pedagang.
Fitriani, ibu hamil (bumil) hingga kini masih merasakan nyeri pada kandungannya. “Sekarang masih sering juga nyeri,” ucap saat ditemui ulasan.co, Kamis (10/03).
Akibat dari kejadian itu, Fitriani mengalami luka pada bagian wajah dan kakinya. Luka yang masih terlihat jelas itu seolah menggambarkan perjuangan Fitriani agar selamat dari reruntuhan bangunan dan sepeda motor.
Setelah kejadian itu, Fitriani sempat dikunjungan Wali Kota Tanjungpinang Rahma.
“Waktu itu langsung diperiksa. Kata dokter bayinya nyungsang. Tapi sudah dibetulkan,” ungkapnya.
Fitriani lebih cepat kembali ke rumahnya, daripada Ilham. Hanya saja Fitriani harus memulihkan luka-lukanya dengan biaya sendiri.
Saat ini Ilham masih dirawat di Rumah Sakit Angkatan Laut (RSAL) Dr Midiyato Tanjungpinang, karena mengalami trauma berat atas kejadian tersebut.
Orang tua Ilham, Mahfud mengatakan, anaknya kerap mengigau dengan menyebut-nyebut kejadian tersebut.
“Ilham masih sering ngigau dan mengucapkan kata-kata soal kejadian itu. Seperti ia jatuh ke laut dan tangannya terjepit dengan batu,” ucap Mahfud dengan nada sedih.
Mahfud menilai, kejadian itu sangat memukul keluarganya. Sebagian jari kelingking Ilham terpaksa diamputasi karena terjepit oleh beton sehingga menyebabkan syarafnya tak berfungsi lagi.
Menurutnya, kejadian itu bukan sekedar bencana, namun, dampak dari pembiaran dari Pemerintah Kota (Pemko) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang memiliki tanggungjawab atas pasar ikan tersebut.
Baca juga: Fitriani Ibu Hamil Ikut Jatuh ke Laut saat Pasar KUD Tanjungpinang Ambruk
Baca juga: BUMD Pastikan Tak Ada Ganti Rugi Korban Ambruknya Pasar KUD Tanjungpinang