JAKARTA – Yamaha Motor Racing resmi mengumumkan Jack Miller bergabung dengan tim satelit baru mereka, Pramac Yamaha untuk balapan musim 2025.
Miller menjadi rekan Miguel Oliveira, yang sama-sama meninggalkan pabrikan motor Eropa yakni KTM dan Aprilia. Kini mereka beralih ke pacuan Jepang, Yamaha YZR-M1.
Pembalap asal Australia yang berusia 29 tahun itu sebelumnya terancam keluar dari grid MotoGP karena kehilangan kursinya di tim pabrikan Red Bull KTM Factory Racing setelah dua musim.
Miller bahkan sempat merasa galau lantaran ponselnya tidak berdering selama liburan musim panas, dengan harapan ada tim yang menghubunginya.
Yamaha awalnya berniat untuk mencari pembalap rookie dari kelas Moto2 di Pramac, tetapi pertemuan dengan manajer Miller, Aki Ajo dan bos komersial MotoGP, Dan Rossomondo mengubah segalanya menjadi lebih baik bagi pembalap Australia itu.
Millet akan bergabung dengan Pramac dengan modal empat kemenangan dan total 23 podium dalam CV-nya. Selama kariernya, Miller yang telah berpengalaman membalap dengan motor Honda, Ducati, dan KTM di kelas premier.
Baca juga: Yamaha Siapkan Mesin V4 850cc untuk Regulasi Baru MotoGP 2027
Dengan bergabungnya Miller ke Pramac Yamaha, maka jumlah grid 22 pembalap untuk balapan MotoGP musim 2025 telah lengkap. Namun Yamaha dan Honda kini sedang terpuruk, dan rutin puasa kemenangan musim ini.
“Kami dengan senang hati mengumumkan bahwa Jack Miller akan bergabung dengan tim Prima Pramac Racing, dan kami menyambutnya dengan hangat di grup Yamaha MotoGP,” ujar bos Yamaha Racing, Lin Jarvis.
“Dengan pengalaman 10 tahun di kelas MotoGP bersama tiga pabrikan berbeda, Jack akan menjadi aset berharga bagi Yamaha. Kecepatan, pengetahuan, etos kerja, dan semangat timnya akan sangat berharga bagi proyek kami karena kami berencana untuk meningkatkan performa M1 pada 2025 dan seterusnya.
“Yamaha akan mendukungnya dengan segala cara yang mereka bisa.”
Baik Oliveira dan Miller direkrut langsung oleh Yamaha, yang menawarkan peralatan pabrik lengkap dan dukungan teknis kepada Pramac.
Tim asal Italia tersebut, yang mengakhiri kerja sama selama dua dekade dengan Ducati dan bergabung dengan Yamaha, dianggap Jarvis sebagai langkah penting untuk membawa merek asal Jepang itu kembali ke puncak di MotoGP.
