Listrik Padam 12 Jam, Biaya Operasional Hotel-Restoran Membengkak

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kepri, Jimmi Ho. (Foto:Muhammad Chairuddin/Ulasan.co)

BATAM – Pelaku usaha perhotelan dan restoran di Batam keluhkan biaya operasional membengkak, lantaran listrik padam selama 12 jam pada awal tahun 2023, Ahad (1/1).

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kepri, Jimmi Ho menilai, padamnya listrik selama 12 jam kemarin sangat berdampak bagi para pengusaha hotel dan restoran serta citra pariwisata Kepri.

“Ini membuat pengunjung tidak nyaman, karena pada tanggal 1 Januari kemaren banyak turis juga. Kalau turis lihat banyak tempat yang mati lampu, jadi tak bagus untuk kita,” ujar Jimmi, Senin (02/01).

Selain itu, operasional hotel dan restoran juga turut membengkak karena terjadi pemadaman listrik. Pasalnya, mereka harus menghidupkan mesin genset sendiri untuk kebutuhan para tamu yang menginap.

Terlebih lagi, lama penggunaan mesin itu sampai berjam-jam sehingga membutuhkan bahan bakar yang lebih banyak.

“Pasti ada pembengkakan biaya operasional hotel dan restoran. Apalagi hotel dan restoran yang besar. Pengeluaran juga besar,” ujar Jimmy.

“Satu hari biaya itu bisa lebih karena kalau genset itu per jam bukan hanya per menit. Apalagi kapasitas mesin perlu watt yang besar juga untuk hotel,” tambahnya.

Ia berharap, hal itu tak terjadi lagi karena sangat berdampak buruk bagi Kota Batam yang mulai ramai dipadati wisatawan mancanegara.

Baca juga: Wali Kota Batam Kesal Listrik Padam Awal Tahun Baru 2023

Hal serupa juga disampaikan oleh Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kota Batam, Rafki Rasyid.

Menurutnya, padamnya listrik yang diikuti terputusnya jaringan internet dan terganggunya aliran air bersih ke rumah-rumah dan industri itu, sangat mengganggu aktivitas usaha.

“Akibatnya bisa menjadi preseden buruk bagi investor di Kepri. Cukup banyak pelaku usaha mikro dan kecil yang terganggu akibat pemadaman listrik kemarin. Masyarakat juga mengeluhkan terganggunya aktivitas di rumah selama liburan tahun baru,” kata Rafki.

Atas kejadian itu, pihaknya meminta agar PLN Batam memberikan kompensasi atas ketidaknyamanan masyarakat itu dengan insentif.

“Misalnya dengan mendiskon tagihan pelanggan bulan depan,” harap dia.

Sebelumnya, hari pertama tahun 2023, listrik dan air mati di Kota Batam, Kepulauan Riau, Ahad (01/01). Bukan hanya itu, sinyal atau jaringan telepon seluler pun sempat hilang.

Sebagaimana diketahui, listrik itu mati sejak pukul 04.00 WIB, Ahad (1/1) dini hari. Sempat hidup beberapa menit, aliran listrik dari PLN Batam kembali padam. Akibatnya, sejumlah aktivitas warga jadi terganggu.

“Iya mati dari tadi subuh. Air juga ikut mati jadinya. Sinyal juga hilang dari subuh,” kata Dika, warga Batam.

Baca juga: Rudi Segera Terbitkan SE Dicabutnya Status PPKM di Batam