IndexU-TV

Mahdi Terjun di Jembatan Barelang, Keluarga Korban Bantah karena Putus Cinta

Jembatan Barelang
Kakak kandung korban, Abdurahman (Foto: Randi Rizky K)

BATAM – Kakak kandung korban Muhammad Mahdi, Abdurahman, membantah adiknya diduga bunuh diri di Jembatan 1 Barelang pada Sabtu, 11 Mei 2024 lalu, karena putus cinta.

“Kami harap jangan lagi ada diksi-diksi seperti itu sehingga memberatkan korban dan keluarga. Kami juga telah menghubungi Faraz, pacarnya dan mereka tidak ada terlibat cekcok,” ujar  Abdurahman kepada Ulasan.co di pos penjagaan Direktorat Pengamanan (Ditpam) BP Batam tak jauh dari Jembatan 1 Barelang.

Rahman sapaan akrabnya menjelaskan,  selama ini Mahdi memang telah lama menjalin hubungan dengan Faraz dan baru putus dua minggu sebelum peristiwa tersebut.

Selain itu, Mahdi juga pernah berutang kepada mantan pacarnya tersebut. Ia juga telah mengkonfirmasi hal itu, sehari setelah kejadian adiknya bunuh diri, dan Faraz membenarkannya.

Menurut Rahman, berdasarkan pengakuan orang tuanya, ayahnya pernah membayarkan utang itu kepada Faraz sebesar Rp5 juta saat bulan Ramadan kemarin.

Bahkan sebelum kejadian, ibunya sempat ditelepon orang tidak dikenal yang mengaku sebagai orang penagih utang anaknya.

Ibu korban Syabariah menyampaikan, sebelum kejadian itu dirinya sempat ditelepon nomor tidak dikenal yang mengatakan anaknya berutang sebesar Rp6 juta, namun, dengan nada ancaman.

“Dia nelpon sambil menggertak, dia bilang kalau tidak dibayar Minggu ini akan saya laporkan kepada abang saya, saya akan cari dia kemanapun,” ungkapnya.

Setelah itu, ia juga mendapat chat WhatsApp dari nomor tersebut yang meralat anaknya berutang Rp7 Juta.

Esok harinya, Syabariah ditelepon oleh Faraz, namun saat diangkat Faraz justru tidak  mengatakan hal apapun dan malah mematikan sambungan.

“Akhirnya saya video call dia, saya tanya kamu kenapa Faraz? Barulah dia bertanya apakah bapak ada nelpon ibu,” kata Syabariah.

Ia pun menjawab, memang terdapat dua nomor yang tidak dikenal yang menghubunginya tiba-tiba untuk menagih utang.

“Lalu Faraz juga mengatakan bahwa Mahadi telah menipu keluarga Faraz, dan mengakui yang menelpon adalah ayahnya,” tambahnya.

Di situ, Syabariah langsung meminta kepada Faraz agar merundingkan masalah tersebut secara baik-baik dengan anaknya.

“Saya bilang, tak sewajarnya seperti itu, janganlah pakai gertak-gertak gitu,” ujarnya.

Selain itu terang dia, Faraz jugalah yang mengabari dirinya terkait dugaan aksi bunuh diri yang dilakukan Mahdi.

“Pada malam kejadian itu Faraz nelpon saya, bertanya apakah Mahdi ada berpamitan dengan ibu, saya bilang tidak ada,” ujarnya.

Faraz pun kemudian menceritakan kepada dirinya bahwa anaknya berpamitan kepada Faraz menggunakan handphone orang lain sebelum lompat dari Jembatan Barelang.

Mahdi Sering Katakan Ingin Bunuh Diri

Sementara itu, Faraz  menjelaskan bahwa saat kejadian tidak pernah bertemu dengan Mahdi apalagi terlibat cekcok. “Faraz kerja dari jam 08.00 pagi dan pulang jam 09.00 WIB,” ucapnya.

Faraz menceritakan menjalin hubungan dengan Mahdi sejak Desember 2023 dan putus pada akhir April 2024. Menurutnya Mahdi memang punya masalah keluarga dan utang kepadanya, dan keluarganya. Utang itu awalnya akan digunakan Mahdi untuk membuka setoran awal meminjam uang ke bank.

“Namun nyatanya ia tidak jujur kepada saya, dia menggunakannya untuk investasi bodong, dan Mahdi rupanya juga ditipu,” ujarnya.

Selain itu, Mahdi juga pernah menggunakan data Faraz untuk meminjam ke koperasi menebus motornya yang digadai.

Faraz tidak menampik ayahnya memang pernah menelepon keluarga korban untuk menagih hutang, namun tidak pernah memberikan ancaman ataupun menggertak.

“Mahdi kan sudah membohongi keluarga saya jadi wajarlah kami tagih uang yang ia pinjam,” ungkapnya.

Faraz juga mengakui, Mahdi sejak pacaran telah sering mengatakan akan bunuh diri, namun, sering digagalkannya.

Selanjutnya, ia mengatakan,  sore sebelum kejadian, ia sempat berkomunikasi melalui telepon dengan korban. Mahdi sempat meminta bertemu di toko tempat Faraz bekerja di daerah Botania. Namun, karena sibuk membagikan brosur di luar, ia tidak bisa memenuhinya.

Ia pun meminta Mahdi mengembalikan handphone miliknya yang dipinjam.

“Saya minta dia antarkan ke toko karena dia juga sudah di lokasi. Tapi karena tidak tahu toko Faraz yang mana, Mahdi pun menitipkan handphone itu ke salah satu toko di dekat tokonya,” ujar Faraz.

Baca juga: Tim SAR Tambah Peralatan Cari Pemuda Hilang Usai Terjun di Jembatan Barelang

Baca juga: Pemuda di Batam Lompat dari Jembatan Barelang, Diduga Karena Putus Cinta

Namun, Faraz mengaku tidak mengenal orang yang dititipkan Mahdi itu. Ia mengaku mendapatkan informasinya justru dari rekan kerjanya yang mengatakan handphonenya dititipkan Mahdi di toko tersebut.

Setelah itu, pada malam hari sesaat sebelum kejadian Faraz membenarkan ia sempat dihubungi korban melalui sambungan telpon WhatsApp orang lain. Faraz pun mengirimkan pesan singkat bertuliskan, “Siapa.”

Korban pun membalas, ‘Aku sayang kamu, makasih sudah buat aku cinta sama mu ni aku pinjam hape orang aku pamit’,”

Setelah mendapatkan informasi dari pemilik telpon tersebut, Faraz baru menyadari bahwa Mahdi mau bunuh diri. (*)

Ikuti Berita Ulasan.co di Google News

Exit mobile version