Batam – Batam New Internasional Port dirancang pemerintah dengan sistem Bisnis to Bisnis (B to B). Pelabuhan ini dibangun dan ditargetkan mulai beroperasi di 2024 mendatang.
Batam New Internasional Port dibangun di kawasan Tanjung Pinggir, Sekupang, Batam, Kepulauan Riau.
“Kita memilih di sini karena lahan ini berhadapan langsung dengan Singapura. Di depan sana kita bahkan bisa lihat langsung Singapura dengan mata telanjang,” kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan di Batam, Senin (24/01).
Luhut mendorong pembangunan infrastruktur seperti pelabuhan, akan melibatkan perusahaan swasta dan lokal. Selain itu, nantinya pembangunan Batam New International Port juga akan menggabungkan dua konsep, yakni pelabuhan penyeberangan Roll on Roll off (Roro) dan pelabuhan bongkar muat.
“Tapi kita lakukan secara bertahap. Kita hanya mau dua pelabuhan di sini. Pelabuhan roro dan pelabuhan bongkar muat,” kata dia.
Luhut, dan Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi mengakui, mereka sudah sejak lama ingin pelabuhan di Tanjung Pinggir dapat berjalan efektif.
“Kita sudah merencanakan lama, tapi karena COVID-19 tertunda. Kita ingin supaya pelabuhan efisien. Kita ingin semua pelabuhan di Indonesia, cost lebih ringan,” kata Luhut.
Munurut Luhut, saat ini pelabuhan Batu Ampar sudah melakukan sistem online. Di mana, sistem ini sudah diberlakukan tahun sejak 2020.
“Kita ingin 10 pelabuhan di Indonesia terintegrasi dan untuk Batam Batam ada 2 pelabuhan terintegrasi,” kata dia.
Baca juga: Luhut Tinjau Lokasi Pembangunan Pelabuhan Bongkar Muat Bertaraf Internasional di Batam
Luhut menjelaskan, potensi Pelabuhan Tanjung Pinggir, sangat baik dan besar, dengan kedalaman laut hampir 40 meter. Ke depan bisa dilakukan pendalaman sekitar 50 meter, jika pelabuhan dimajukan.
“Dengan reklamasi ke depan, kira-kira 90 hektare, bisa memiliki kedalaman 50 meter. Jadi ini pelabuhan juga lebih besar dari pelabuhan Tanjung Priok,” kata dia optimis.