Akun atas nama Wilona Puspita Ningrum di Facebook sebagai pintu masuk sejumlah wartawan, yang sebelumnya meraba-raba siapa subjek di dalam foto yang tersebar tersebut.
Wilona dalam status di akun FB-nya yang menyudutkan wartawan yang memberitakan oknum kepala daerah di Kepri melakukan perbuatan asusila itu, justru seolah-seolah mengkonfirmasi bahwa di dalam foto itu adalah Rahma. Wilona dalam statusnya seakan-akan membela Rahma. Hampir setiap hari akun ini membuat status yang berhubungan dengan foto-foto.
Wilona pun sempat menjawab pertanyaan tim ulasan saat mengonfirmasi apakah benar subjek di dalam foto itu adalah Rahma.
“Isi berita itu kakak (Wilona) baca ada menuduh-nuduh mba Rahma. Makanya kakak bela bu wako,” kata Wilona menjawab pertanyaan wartawan di perpesanan FB.
Tim ulasan kemudian melakukan penelusuran secara mendalam untuk membuktikan apakah foto yang diklaim Agung sebagai hasil editan tersebut, termasuk dua foto lainnya, yang menggambarkan wanita mirip Rahma dengan seorang pria, yang sama di kawasan wisata.
Penelusuran di google maps, kedua foto itu memiliki latar belakang yang sama seperti di Ngarai Sianok, Bukit Tinggi, Sumatera Barat.
Kemudian penelusuran dilakukan terhadap pria yang ada di dalam dua foto tersebut. Berdasarkan hasil penelusuran, pria itu adalah AC. AC bekerja sebagai sekuriti di Batam. Namun jejak digital di akun media sosial atas nama AC, ia juga memiliki aktivitas lain, yang mengarah pada dunia perfilman.
AC juga memiliki peran dalam film Janji Di Atas Pelantar. Dia berperan sebagai koordinator talens dalam film itu.
Tim investigasi melacak keberadaan AC di tempat kerjanya, PT JM di Batam. AC juga sudah dihubungi, namun tidak direspons.
Pakar telematika yang tersohor di negeri ini, Roy Suryo angkat bicara. Ia yang dikonfirmasi terkait tiga foto yang diduga mirip Wali Kota Tanjungpinang Rahma, yang beredar di media sosial dan sejumlah media siber dengan seorang pria bukan muhrimnya itu, memastikan foto itu asli, bukan editan.
Roy mengaku tersenyum apabila foto Rahma di atas kasur yang beredar itu diklaim editan. Menurutnya sebuah foto editan atau tidak, bisa nampak bila dicermati.
“Kalau saya melihat sekilas, meskipun saya belum melakukan konfirmasi mendetail pada fotonya, foto itu ‘nggak’ nampak ada editannya. Jadi saya kira itu foto sebenarnya,” katanya.
Ia menegaskan, mengenai foto di tempat wisata dan foto yang berangkulan tidak bisa terbantahkan alias bukan hasil editan.
“Foto yang berangkulan dan di tempat wisata itu sih sudah ‘clear’. Itu foto yang sebenarnya,” ungkapnya.
Menurut Roy dua buah foto itu satu rangkaian, artinya dilokasi dan waktu yang bersamaan. “Poin intinya saya sudah melihat tiga foto, dari pencermatan awal itu foto yang sebenarnya, bukan foto editan,” tegasnya lagi.
Direktur Eksekutif ICT Institute, Heru Sutadi yang juga pakar telematika, mengatakan dari hasil pengamatannya, foto-foto yang beredar tersebut sangat rendah kualitasnya.
Ia menjelaskan dari kualitas yang kurang sehingga tampak buram dan kurang jelas.
“Bisa jadi foto ini asli. Kalaupun ada editing hanya sedikit,” ujarnya.
Dari hasil pengamatan Heru ia mengatakan dari bentuk foto yang kurang jelas dan buram itu dirinya ragu untuk menyimpulkan bahwa itu merupakan tokoh yang saat ini tengah diperbincangkan.
“Kita tidak bisa menyimpulkan bahwa ini foto sama dengan tokoh yang ramai dibicarakan. Hanya dimirip-miripkan saja,” ujarnya.
Wali Kota Tanjungpinang Rahma, yang dikonfirmasi soal dugaan skandal dari foto-foto yang beredar itu, tampak terburu-buru lari ke mobil dinasnya usai menghadiri acara di Hotel Comforta Tanjungpinang. Ia sama sekali tidak menjawab pertanyaan wartawan terkait tiga foto tersebut, dan masuk ke dalam mobil dinasnya.
“Ada pembagian sembako,” singkat Rahma sembari masuk ke dalam mobilnya.