Menghidupkan Kembali Ismail Marzuki melalui Drama Musikal
Setelah tahun lalu menyuguhkan seni pertunjukan Serial Musikal Nurbaya yang ditayangkan secara daring, tahun ini www.indonesiakaya.com bersama Garin Nugroho dan kelompok Teater Musikal Nusantara (TEMAN) kembali menghadirkan program serupa dengan mengangkat kisah hidup Ismail Marzuki.
Proyek terbaru itu rencananya mulai berproduksi pada pertengahan tahun dan akan ditayangkan pada bulan-bulan menjelang akhir tahun. Sejauh ini, proyek musikal itu masih dalam tahap menjaring calon-calon pemeran, terutama pemeran utama.
“Ketika nanti para pelakon ini akan membawakan seorang Ismail Marzuki, maka dia akan membawakan sebuah sejarah besar dan gabungan kehidupan yang luar biasa (dari sosok Ismail Marzuki),” kata Garin Nugroho yang bertindak sebagai produser eksekutif dalam proyek ini.
Elemen seni teater, seni tari, seni suara, dan teknologi film menjadi satu unsur yang akan diutamakan dalam serial musikal mendatang. Oleh sebab itu, calon pemeran setidaknya dituntut mampu berakting, bernyanyi, dan menari.
Menurut Garin, calon pemeran hendaknya juga mampu memahami dan memperdalam karakter Ismail Marzuki dengan mencari dan membaca banyak referensi, terutama tentang bagaimana komponis itu tumbuh dalam latar belakang keluarga dan pendidikan.
“Mimpi tentang kemerdekaan dan tentang dirinya sebagai seorang komponis dan pemusik itu harus menjadi latar belakang yang dibaca dulu. Dari situ, Anda akan menemukan sebetulnya bagaimana karakter seorang Ismail Marzuki, termasuk di dalam masalah-masalah romantismenya dia,” ujarnya.
Komponis Betawi yang lahir di daerah Kwitang, Jakarta, itu membawa pengaruh besar dalam sejarah musik tanah air. Karya-karyanya merentang dari masa kolonial sekitar 1930-an hingga dekade kedua abad ke-21.
Kehidupan dan karya-karya yang melintasi zaman demi zaman besar bangsa Indonesia itulah yang menjadi salah satu alasan tim produksi ingin menghidupkan kembali Ismail Marzuki melalui panggung musikal.
“Ismail itu, begitu saja serta merta sudah cukup untuk menjadi cerita karena riwayat hidupnya itu memang berimpitan dengan zaman-zaman besar Indonesia. Tentu komponis lain itu juga kita hormati, tapi warna-warninya pak Ismail ini luar biasa,” kata Ninok.