Michael Laverty Sarankan Yamaha Ubah Permainan di MotoGP Pakai Mesin V4

Pembalap Tim Monster Energy Yamaha, Alex Rins 42. (Foto:Dok/Yamaha MotoGP)

JAKARTA – Mantan rider MotoGP dan World Superbike (WSBK) Michael Laverty turut menyoroti pacuan Yamaha dan Honda, yang kini tertinggal jauh di belakang dari pabrikan lain.

Kejatuhan tim Yamaha dan Honda, dua pabrikan Jepang sebelumnya lama mendominasi balapan MotoGP kini benar-benar terlihat sangat mencolok.

Mestinya kedua pabrikan Jepang tersebut sudah menaruh pondasi untuk bangkit, dan mereka telah diperingatkan bahwa kemajuan baru akan terlihat setidaknya tahun 2025.

Michael Laverty pun merasa khawatir jika Yamaha bisa menyusul Suzuki keluar dari kejuaraan MotoGP karena tak mampu bersaing lagi di grid depan.

“Ini masih mengkhawatirkan,” ujar Laverty kepada TNT Sports. “Mereka hanya memiliki tiga tahun lagi dari peraturan saat ini. Namun pada tahun 2027 terjadi perubahan total,” tambahnya.

“Saat ini mereka sedang dalam pembicaraan untuk mencopot perangkat elektronik, penurun beban motor, perangkat start, bagaimana cara mengekang aturan aero.”

Namun setelah perubahan besar dengan teknologi aero terjadi, sulit untuk menghentikan sepenuhnya. Namun mereka ingin mengembalikan kendali ke tangan pembalap.

“Jika pabrikan tahu bahwa ada jalan yang jelas, dan ada perubahan pada tahun 2027, maka ada titik terang di ujung terowongan. Mereka dapat menyusun rencana 10 tahun bersama,” terang Laverty.

“Saya tahu semua kehilangan Suzuki tetapi saya tidak melihat kilat menyambar dua kali. Saya pikir kita mungkin akan memperkenalkan BMW pada tahun 2027. Akuisisi oleh Liberty Media akan semakin kuat.”

Musim ini, Yamaha melakukan kudeta besar dengan mempertahankan Fabio Quartararo dengan kontrak jangka panjang, menjadikannya pebalap dengan bayaran tertinggi di MotoGP.

Michael Laverty.
Baca juga: Ng Tze Yong Batal Perkuat Tim Thomas Cup 2024 Malaysia

Mereka juga sudah mendatangkan insinyur terkenal dari Ducati Max Bartolini, sementara aturan konsesi baru memberi kesempatan kepada Yamaha dan Honda untuk mempercepat pemulihan pacuan mereka.

Selain itu, Yamaha juga ingin menambah tim satelit yang memberi mereka kehadiran ekstra di grid 2025.

Laverty juga mengisyaratkan, agar Yamaha perlu melakukan perubahan besar di motor mereka dengan mengganti layout mesin inline-4 dengan V4.

“Ada potensi dengan LCR,” kata Laverty.

Dia menyebitlan, hubungan VR46 kuat dengan Valentino Rossi tetapi Ducati tampaknya bekerja untuk tim tersebut secara keseluruhan.

“Saya pikir Yamaha perlu memasukkan dua motor lagi ke grid. Mereka membutuhkan kumpulan data lain. Mereka mungkin perlu mengembangkan mesin V4,” saran Laverty.

“Motor lainnya memakai V4. Sayangnya layout mesin tipe inline-4 punya keunggulan sebelum era aerodinamis simulai. Kini, motor yang panjang bisa menikung karena aerodinamis. Yamaha dulunya punya keunggulan seperti itu.

“Hari-hari itu telah berlalu. Permainan telah berubah. Yamaha perlu meningkatkan permainan mereka dan mengikutinya. Mereka membuat terobosan besar dan komitmen finansial. Pasti akan ada perubahan besar yang akan terjadi,” ungkap Laverty.

Namun tidak ada yang bisa membantu harapan Quartararo secara signifikan musim ini.

Laverty menilai “Kami berbicara banyak tentang perbaikan yang dilakukan di musim dingin, dan mendatangkan Max Bartolini.”

“Saat ini, mereka berada di situasi yang sulit. Mereka (Yamaha) sedang menghadapi musim yang sulit, baik rider Fabio Quartararo maupun Alex Rins.”