Paru-Paru Penderita COVID-19 Sulit Pulih Seperti Semula

KSF (11) menunjukkan hasil rontgen paru-paru miliknya di Jakarta. KSF yang seorang pelajar itu berstatus PDP dan menjalani perawatan di RS Darurat Wisma Atlet. (Foto: Antara)

Jakarta – Kondisi organ tubuh terutama paru-paru yang pernah terinfeksi COVID-19 sulit kembali seperti semula, kata dokter spesialis penyakit dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dr. Rudy Kurniawan, Sp.PD, dalam sharing session virtual, Kamis (26/08).

“Terutama untuk kondisi medium sampai berat itu biasanya kembalinya lama dan kalau kita cek secara radiologis, gambarnya masih putih-putih atau ground-glass opacity (GGO)-nya masih ada,” kata dr. Rudy menjelaskan.

Sama seperti kulit tergores yang akan menimbulkan bekas luka meski sudah sembuh, dr. Rudy menjelaskan peradangan atau kerusakan di paru-paru juga akan meninggalkan bekas.

Fungsi baru-paru juga akan berkurang sehingga butuh waktu lama untuk bisa mengembalikannya seperti semula. “Tapi kalau kondisi ringan, GGO-nya tipis, bisa jadi lebih cepat,” imbuhnya.

Sedangkan bagi orang yang memiliki komorbid diabetes, kata dr. Rudy, kadar gula darahnya akan berantakan pasca terinfeksi COVID-19. Penyebabnya adalah obat-obatan yang dikonsumsi selama masa perawatan.

“Ada beberapa obat yang membuat gula naik, infeksinya juga membuat gula jadi berantakan,” katanya.

Hal itu membuat seseorang dengan komorbid diabetes memerlukan pengawasan ketat pasca terinfeksi COVID-19 dengan selalu melakukan observasi kadar gula darah dan mengatur kembali obat-obatan yang dikonsumsi.

Sementara itu, orang dengan komorbid penyakit jantung mungkin akan mengalami perubahan seperti pengurangan pompa jantung dan gangguan terhadap fraksi ejeksi.

Oleh karena itu, dr. Rudy menganjurkan bahwa pasca seseorang terkena COVID-19, wajib menerapkan pola makan sehat, olahraga, dan istirahat yang cukup.

“Tapi pola makan sehat dan olahraga yang seperti apa itu beda antara satu individu dengan individu lain. Jangan takut untuk konsultasi apalagi sekarang sudah banyak telemidisin. Jadi dari pada dengar kata orang lain, tetangga, lebih baik konsultasi dulu untuk mengetahui langkah apa yang tepat untuk dilakukan supaya tidak salah, karena setiap orang berbeda,” ucapnya.

Pewarta : Antara
Redaktur: M Rakhmat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *