Pemprov Kepri Upayakan Penurunan Kasus Kekerasan dan Perdagangan Anak

Ilustrasi anak di gedung daerah, saat mewarnai. (Foto: ardiansyah)

TANJUNGPINANG – Gubernur Kepulauan Riau (Kepri), Ansar Ahmad, mengupayakan penurunan kasus kekerasan terhadap perempuan dan perlindungan anak.

Ansar mengatakan, selama ini Kepri cukup terkontrol dengan baik. Namun tetap harus ada langkah antisipasi di Kepri terutama pencegahan  perdagangan anak.

“Ini yang harus kita antisipasi betul, dan akan kita rapatkan bersama pihak-pihak terkait karena kita gerbang antar negara,” kata Ansar, Rabu (26/07).

Menurutnya, sejauh ini upaya-upaya sosialisasi oleh Pemprov Kepri melalui dinas terkait untuk pencegahan dan mengurangi angka kekerasan terhadap anak terus berjalan.

Baca Juga: 140 PMI dan WNI Korban Perdagangan Orang Dipulangkan Lewat Tanjungpinang

Terlebih karena Kepri masuk dalam gerbang atau pintu keluar masuk dari negara lain, yang menjadi kewaspadaan terhadap perdagangan orang.

“Nanti kita akan dorong juga TNI dan Polri agar gencar memberantas perdagangan orang itu,” ucapnya.

“Bukan hanya anak-anak saja, bahkan pekerja ilegal agar tidak ada lagi,” tuturnya.

Baca Juga: Polda Kepri Ungkap 31 Kasus TPPO Periode Juni-Juli 2023, Selamatkan 130 Korban

Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga berencana, Muhammad Dali menyebut, kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kepri tak sebanyak Provinsi lain.

Dari Januari hingga Juli 2023, tercatat 92 kekerasan terhadap perempuan. Sedangkan kekerasan terhadap anak sebanyak 145 kasus.

“Dari kasus tersebut, Kota Batam menjadi kota terbanyak pertama, kedua Natuna, dan karimun terbanyak ketiga,” pungkasnya.