BATAM – Pengamat politik dari Universitas Riau Kepulauan (Unrika) Batam, Linayati Lestari menyoroti Airlangga Hartarto yang mundur dari jabatan sebagai Ketua Umum (Ketum) Partai Golongan Karya (Golkar).
Menurut Linayati, mundurnya Airlangga dari posisi tersebut memengaruhi konstelasi politik serta peta politik menjelang pelaksnaan pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak November 2024 mendatang.
“Saya pikir mundurnya Pak Airlangga akan menyebabkan banyak terjadinya pergeseran baik di pusat maupun di daerah,” ujar Linayati, Selasa 13 Agustus 2024.
Dia menilai, dampak konstelasi politik yang timbul di tingkat daerah tidak sebesar di pusat.
“Karena koalisi itu terkadang sudah terbentuk dan kuat di daerah. Namun karena ada pergeseran di pusat, lambat laun tentu akan berpengaruh juga, meskipun kemungkinannya kecil. Peta politik di daerah kemungkinan akan bergeser terkait dengan ‘hitung-hitungannya’,” kata Linayati.
Menurutnya, mundurnya ketua umum partai berlambang pohon beringin itu, juga akan berdampak pada surat rekomendasi yang telah diberikan kepada bakal calon kepala daerah.
“Beberapa hari sebelum pendaftaran kepala daerah, rekomendasi atau dukungan yang diberikan oleh parpol masih bisa berubah. Tapi yang perlu ditekankan bahwa keputusan mundurnya Pak Airlangga itu belum dijawab oleh partai, artinya, rekomendasi yang telah diberikan sekarang masih berlaku,” sambung Linayati.
“Namun, apapun yang dilakukan oleh para elit parpol, ujung-ujunganya yang dirugikan adalah masyarakat sebagai pemilih. Masyarakat menjadi kesulitan menentukan pilihannya, karena banyaknya asumsi, opini, ataupun penggiringan arah, agar Pilkada tidak terlaksana secara damai,” sambung Linayati.