Pengungsi Afghanistan 15 Kali Demo Tanpa Hasil

Flash: Pengungsi Afghanistan Demo di Dekat Rumah Pribadi Gubernur Kepri
Ratusan pengungsi asal Afghanistan menggelar unjuk rasa di kantor di Kantor United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) Tanjungpinang dekat rumah pribadi Gubernur Kepulauan Riau (Kepri) Ansar Ahmad di Jalan Peralatan, Selasa (08/02). (Foto: Ardiansyah Putra)

Pengungsi Frustasi

Unjuk rasa pengungsi asal Afghanistas juga berlangsung di Batam, Kepulauan Riau, Selasa (08/02).

“Wali Kota help us. We want resettlement. UNHCR wake up,” kalimat yang diteriakan para pengungsi asal Afganistan di depan kantor Pemerintahan Kota (Pemko) Batam.

Di bawah guyuran hujan, para massa aksi berjalan dari perumahan Royal Grande menuju Pemko Batam mebawa anak dan istrinya. Berharap pemerintah melaui United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) segera membawa mereka ke negara ketiga.

Pengungsi Afghanistan 15 Kali Demo Tanpa Hasil
Pengungsi asal Afghanistan saat unjuk rasa di Batam, Kepri (Foto: Muhamad Islahuddin)

Hampir satu dekade tanpa kewarganegaraan membuat para pencari suaka ini merasa frustasi. Bahkan sampai ada yang nekat mengakhiri hidupanya dengan bunuh diri.

“Karena kelalaian IOM dan UNHCR, lebih dari 100 kasus bunuh diri telah dilakukan pengungsi di seluruh Indonesia, dan 14 di antaranya berhasil melakukan bunuh diri,” kata Ahmad Syadi, salah satu pencari suaka asal Afghanistan.

Ahmad merasa telah disandara selama kurang lebih satu dekade di Indonesia tanpa hak asasi manuasia oleh UNHCR dan IOM.

“Hak asasi manusia para pengungsi dilanggar. Tidak memiliki hak atas pendidikan, pekerjaan atau kebebasan,” kata dia.

Menurutnya, sebagian besar pengungsi menderita peyakit mental dan fisik yang parah karena tidak adanya pemukiman mendapat suaka. “Jauh dari keluarga (anak, istri, pasangan, orang tua) membuat kita tidak ada dukungan emosional,” kata dia.

Mereka berharap, UNHCR dan IOM segera memindahkan mereka ke negara ketiga agar mereka mendapatkan hak hak yang tidak bisa mereka dapatkan karena status pencari suaka.

Padahal menurut Ahmad, negara ketiga seperti Amerika Serikat  Kanada Inggris dan Uni Eropa telah memberi pengumuman menerima pencari suaka sebanyak 105.000 orang. “Tapi kami yang 7.500 di Indonesia ini tak kunjung dikirim ke negara ketiga,” katanya.

Ahmad juga mewakili rekan sesama pengungsi meminta maaf atas ketidak nyamanan karena aksi yang mereka lakukan belakangan ini. “Kami minta maaf, kami hanya ingin kepastian dari UNHCR,” katanya. (*)