Pengungsi Afghanistan Demo Lagi di Batam, Tuntut Dipindah ke Negara Ketiga

Pengungsi Afghanistan Demo Lagi di Batam, Tuntut Dipindah ke Negara Ketiga
Unjuk rasa di depan Pemko Batam. (Foto: Muhamad Ishlahuddin)

BATAM – Pengungsi asal Afghanistan kembali melakukan aksi unjuk rasa di Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri), Selasa (17/5). Mereka menuntut United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) dan Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) agar ditempatkan ke negara ketiga.

Seorang pengungsi, Ali Akbar (25) mengatakan, ini merupakan aksi ke 22 mereka turun ke jalan. Kali ini para pengungsi tersebut melakukan aksi di depan kantor Pemerintah Kota Batam.

Menurut Ali, mereka sudah melakukan aksi diberbagai tempat, Imigrasi, DPRD Batam dan perumahan Royal Grande.

“Kami sudah putus asa, kami tidak bisa diam aja. Pendidikan kami tak dapat, kerja juga tidak dapat. Mau jadi apa saya nanti,” kata Ali.

Baca juga: Pengungsi Asal Afghanistan Tetap Gelar Unjuk Rasa Meski Dinilai Meresahkan

Ali mengatakan, dia berada di Indonesia sejak usianya 16 tahun, tak pernah mendapatkan pendidikan. Sehingga kondisi itu membuatnya putus asa.

“Sudah 4 dekade kami persekusi dan genosida di Afghanistan, seharusnya kami pengungsi layak mendapatkan kebebasan, kepastian, dan dimukimkam kembali secepatnya,” kata dia.

Ali mengatakan, alasan memilih kantor Pemko Batam sebagai tempat demo karena meminta Walikota Batam untuk membantunya.

“Kami minta kepastian, kalau mau kasih kami Kewarganegaraan kami terima. Mau kirim kami ke negara ketiga juga kami terima,” kata dia.

Baca juga: Pengungsi Afghanistan Bantah Rusak Motor Warga saat Aksi Long March

Pantuan ulasan di lapangan, aksi keributan sempat terjadi saat demo berlangsung, karena salah satu LSM yang menamakan di Liar (Lingkaran Amanat Rakyat) datang meminta aksi tersebut dibubarkan.

Namun, tak berlangsung lama, karena para pengunjuk rasa memang waktu untuk bubar.

Ali mengatakan, mereka rencananya akan kembali melakukan aksi pekan depan. “Minggu depan kami akan demo lagi,” pungkasnya.