GAZA – Situs berita Israel melaporkan, banyak tentara Israel alami stres berat akibat tekanan psikologis berperang melawan Hamas di Gaza, Palestina hingga berujung mengundurkan diri dari militer.
Sejak pertama perang Israel-Hamas dimulai, 07 Oktober 2023 lalu tentara Zionis banyak yang menderita stres berat karena kelelahan berperang melawan kelompok perlawanan Hamas.
Situs web Walla Israel mengungkapkan, bahwa anggota tentara pendudukan Israel di Jalur Gaza mengundurkan diri karena krisis pangan dan tempat untuk tidur.
“Mereka tidak mampu menanggung tekanan psikologis dan meninggalkan militer,” demikian tulis Walla, dilansir Middle East Monitor.
Pada awal pertempuran, tentara Israel awalnya yang bertugas mengoperasikan alat berat buldoser dan kendaraan lapis baja tidak ada masalah.
Namun setelah lima bulan bertugas, mereka pun diberhentikan karena berbagai alasan termasuk rawan peledak atau ranjau yang ditanam pasukan Hamas.
Pihak militer Israel mengungkapkan, Jumat 02 Maret 2024 bahwa jumlah perwira dan tentara yang tewas sejak awal perang di Gaza meningkat menjadi 582 orang. Jumlah itu termasuk 242 orang yang tewas sejak dimulainya invasi darat.
Selain itu, setidaknya 1.600 tentara Israel telah mengalami gejala sengatan peluru sejak Israel memperluas serangan daratnya di Jalur Gaza pada 27 Oktober 2023.
Berdasarkan data situs Walla yang menunjukkan bahwa 76 persen prajurit tersebut kembali ke medan perang setelah mendapat perawatan awal di lapangan.
Namun, hampir 1.000 tentara memerlukan rehabilitasi lebih lanjut di pusat-pusat perawatan militer.
“Sekitar 250 tentara Israel diberhentikan dari dinas karena mereka terus menderita gejala stres berkepanjang akibat perang,” kata Walla.
Walla juga melaporkan, sekitar 3.475 tentara yang terluka telah dirawat di pusat rehabilitasi tentara sejak pecahnya konflik Gaza pada 7 Oktober 2023.