TANJUNGPINANG – Koordinator renovasi Pelabuhan Pelantar Kuning, Ngah mengatakan, renovasi ini akan selesai pada awal Februari 2025. Bangunan pelabuhan perlahan mulai menunjukkan wajah baru yang sebelumnya mulai keropos dan kusam usai direnovasi para penambang pompong.
Renovasi ini sudah berjalan hampir dua bulan dan diperkirakan mengahabiskan dana sebesar Rp80.000.000 yang bersumber dari swadaya masyarakat. Ngah mengatakan belum bisa memprediksi dana yang akan dihabikan untuk menyelesaikan perbaikan ini. Namun ia mengatakan kemungkinan akan menghabiskan biaya di angka Rp100 juta lebih.
“Untuk anggaran tidak ada keterlibatan pemerintah. Sempat ada masyarakat yang menyumbang. Kami sempat open donasi juga. Kalau mengajukan proposal pasti sampai sekarang tidak ada perubahan yang terjadi pada pelabuhan pelantar kuning” kata Ngah, Rabu 15 Januari 2025.
Ia mengatakan renovasi ini adalah bentuk penolakan pemindahan Pelabuhan Pelantar Kuning ke Pelabuhan Kuala Riau. Terdapat banyak alasan penambang pompong tidak ingin dipindahkan ke Pelabuhan Kuala Riau.
“Di sana itu (Pelabuhan Kuala Riau) tidak aman banyak lori, di situ juga tempat bongkar muat barang jadi para penambang pompong tidak nyaman. Kalau air surut bootnya susah masuk. Wali murid dari Pulau Penyengat juga tidak setuju jika anak mereka bersekolah di SMA yang berada di Tanjungpinang harus berlabuh di Pelabuhan Kuala Riau dengan alasan kemanan,” ujar Ngah.
Pemerintah Kota Tanjungpinang menyarankan aktivitas pelabuhan penyeberangan Pelantar Kuning dipindahkan ke Pelabuhan Kuala Riau dengan alasan Pelabuhan Pelantar kuning sudah tidak layak. Penambang pompong tidak mengetahui secara pasti pada saat itu aktivitas pelabuhan akan dipindahkan hingga berapa lama.
Penambang pompong, Raja Ibrahim mengatakan, awalnya dana renovasi pelabuhan diambil dari uang kas yang telah dikumpulkan oleh penambang pompong. Setiap satu kapal pompong menyeberang membawa penumpang berjumlah 15 orang akan menyetor RP5.000 kepada penjaga tiket dan Rp5.000 disetorkan untuk pemasukan uang kas.
Penambang pompong berjumlah kurang lebih 80 orang yang terbagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok A dan B. “Dana renovasi pertama kali kami ambil dari uang kas penambang pompong senilai Rp2 juta rupiah dari grup A dan Rp2 juta rupiah dari grup B. Waktu itu kami membeli semen 10 sak, pasir dua kubik dan dua kubik granit. Saat mulai proses renovasi masyarakat yang melihat memberikan bantuan berupa uang atau bahan baku bangunan,” kata Raja Ibrahim.
Ia mengatakan proses renovasi dikerjakan penambang pompong secara bergantian mulai pukul 08.00 hingga 17.30 WIab sembari penambang menunggu giliran membawa penumpang menyeberang ke Pulau Penyengat.
“Kami kan ada kurang lebih 80 orang jadi dibagi dua tim, hari ini satu tim yang bekerja besok tim satunya lagi. Jadi bergantian terus setiap harinya. Renovasi yang dilakukan meliputi perbaikan atap, tongkat, pagar, ruang tunggu, cat ulang dan sebagainya,” ujar Raja Ibrahim.
Penambanang pompong lainnya, Dani mengatakan, alasan lain penambang pompong menolak dipindahkan karena di Pelabuhan Kuala Riau hanya memiliki satu tangga sehingga akan menyebabkan antrean panjang bila sedang ramai penumpang.
“Pelabuhan Pelantar Kuning memiliki enam tangga, tongkat pengikat tali juga banyak di sini. Kalau di sana tidak banyak, untuk jumlah pastinya saya kurang tau karena saya tidak mau memijakkan kaki saya di sana. Di sana juga lokasinya tidak bisa menjamin keselematan jika angin barat turun” tegas Dani.
Baca juga: OPPM Penyengat Merehab Pelabuhan Pelantar Kuning Dengan Dana Swadaya
Ia mengatakan dalam keadaan genting penambang pompong akan berangkat dari Pelabuhan Kuala Riau seperti harus membawa orang sakit ke puskesmas karena dermaga Pelabuhan Pelantar Kuning tidak muat dilintasi ambulans.
Dani mengatakan internal penambang pompong pernah mengadakan rapat solidaritas untuk tetap bertahan di Pelabuhan Pelantar Kuning. Namun ada dua orang melanggar aturan tersebut dengan melakukan penyeberangan ke Pulau Penyengat melalui Pelabuhan Kuala Riau dengan berbagai alasan sehingga dikeluarkan dari grup penambang pompong.
Saat ini tampilan dan kondisi Pelabuhan Kuning jauh lebih baik, tiang-tiang dermaga yang semula peyot bahkan tidak ada di beberapa sisi dermaga kini sudah mulai tetata rapi. Warna dinding yang semula kusam kini sudah dicat ulang dengan warna kuning dan beberapa hasil perbaikan lainnya. (*)
Ikuti Berita Ulasan.co di Google News