Republik Lan Fang di Kalbar Eksis Jauh Sebelum Indonesia Berdiri

Foto bendera Republik Lan Fang. (Foto:Dok/Wikipedia)

Hai sahabat Ulasan. Kembali lagi dengan topik bahasan menarik. Kali ini sepertinya kami akan mengajak Anda mundur sejenak ke tahun 1777, untuk mengulas tentang sejarah sebuah republik pertama kali berdiri di Nusantara.

Pernahkah sahabat mendengar sejarang tentang Lang Fang?

Ternyata menurut sejarah, Lan Fang merupakan sebuah republik pertama yang eksis di Nusantara pada masa kolonial Hindia Belanda. Negara dalam negara tersebut sebelumnya eksis sejak tahun 1777.

Bahkan di masa itu, keberadaan Lang Fang disebut mengancam stabilitas kekuasaan Belanda di Nusantara.

Lantaran fenomena negara dalam negara dianggap sebagai hal yang tidak biasa. Lang fang pun akhirnya dibubarkan oleh pemerintah Hindia Belanda 1854.

Dari kongsi menjadi negara pada masa kejayaan VOC, banyak kongsi dagang yang datang ke berbagai wilayah di Nusantara termasuk di Pulau Kalimantan.

Kongsi yang datang ke Nusantara memiliki latar belakang dan modal ekonomi yang berbeda-beda. Di Kalimantan, terdapat tambang emas besar, salah satunya berada di daerah Monterado, Kalimantan Barat (Kalbar).

Tambang emas tersebut menjadi alasan mengapa banyaknya kelompok orang asing khususnya Tionghoa yang datang ke Monterado.

Pada tahun 1768, kelompok-kelompok pekerja tambang emas tersebut membentuk suatu kelompok yang terorganisir atau kongsi. Kongsi pertama yang muncul kala itu adalah Kongsi Lan Fang yang dipimpin Lo Lan Fang.

Lo Fong Pak, pemimpin Kongsi Lan Fang. (Foto:DoK/Wikipedia)

Mereka berpusat di Monterado, yang sekarang berada dalam kawasan Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat.

Dalam sejarah perkembangannya, Kongsi Lan Fang lambat laun semakin terorganisir dalam bentuk layaknya sebuah negara yang lengkap dengan tatanan birokrasi.

Republik Lan Fang Kongsi Lan Fang mulai eksis sejak tahun 1777. Didirikan oleh Lo Fang Pak yang berasal dari Suku Hakka.

Kelompok yang tergabung dalam kongsi ini bukanlah orang yang datang sendirinya, melainkan didatangkan oleh Sultan Sambas. Kongsi Lan Fang bersama kongsi lainnya yaitu Ta-Kang dan San t’iao-kao, diberi amanat oleh Sultan Sambas untuk mengelola tambang serta anggota masyarakatnya.

Karenanya, para kongsi ini memiliki sebuah lembaga parlemen untuk mengatur organisasinya yang dinamai dengan Heshun Zongting.

Heshun Zongting memiliki wewenang untuk memerintah, membuat aturan hukum, serta mengatur militer.

Kongsi dengan otonomi sendiri ini memiliki hubungan dekat dengan Sultan Sambas. Karenanya mereka diberi wewenang untuk mengatur masalah tambang emas.

Namun, kongsi yang berjalan layaknya seperti sebuah negara selama berpuluh-puluh tahun ini tidak disukai oleh pemerintah kolonial.

Akibatnya, pada tahun 1884, struktur organisasi khususnya lembaga Heshun Zongting dibubarkan oleh pemerintah kolonial.