IndexU-TV

Separuh Pasukan Militer Israel Tolak Pergi Bertempur ke Gaza

Kepala Staf IDF, Letjen Herzi Halevi berikan arahan kepada pasukannya di Israel Selatan. (Foto:Doc/IDF)

TEL AVIV – Israel Defence Force (IDF) atau pasukan pertahanan Israel tengah mengalami krisis personel, lantaran separuh dari total pasukan yang baru dibentuk kompak menolak pergi bertempur melawan pasukan milisi Hamas, dan kelompok perlawanan Palestina lainnya di Gaza, Palestina.

Adapun alasan utama penolakan pasukan Zionis itu, disebabkan karena kurangnya pelatihan. Kondisi itu turut memperparah situasi di internal militer Israel, yang kini sedang terjepit pada situasi perang melawan Hamas.

Belum lagi sejak perang dimulai 7 Oktober 2023, pasukan Zionis menghadapi perlawanan yang sangat keras dari Hamas dan para sekutunya di Gaza.

Bahkan perlawanan dari Hamas dan sekutunya mampu menimbulkan kerugian besar bagi militer Zionis, termasuk banyaknya kematian personel pasukan khusus mereka.

Krisis itu awalnya terjadi pada November 2023, ketika dua perwira militer Israel dipecat karena melarikan diri bersama unit mereka dari medan perang Gaza, alasannya mereka tidak menerima dukungan setelah disergap oleh puluhan pejuang Palestina.

Namun kali ini, hampir setengah dari batalion yang baru dibentuk, menolak pergi ke Gaza dengan alasan kurangnya pelatihan. Demikian laporan dari program “Hazet Hayom” KAN, Rabu 17 Januari 2024.

“Tentara cadangan yang dipanggil untuk berlatih sebelum pembentukan Brigade Hashomer, juga mengkritik keras kesenjangan serius dalam peralatan, profesionalisme, kurangnya personel dan terutama fakta bahwa di tengah pelatihan mereka diberitahu bahwa mereka memasuki Jalur Gaza tanpa pelatihan yang diperlukan,” bunyi laporan program media Israel tersebut.

Beberapa relawan tentara, lanjut laporan KAN, meninggalkan pelatihan dengan alasan kurangnya kepercayaan dan peralatan.

“Kami belum siap untuk mengambil tanggung jawab,” kata para tentara sebelum pergi.

Meskipun militer Israel mengklaim, bahwa 593 tentaranya telah terbunuh dan lebih dari 3.000 orang terluka sejak dimulainya perang, perkiraan medis yang dipublikasikan di surat kabar Israel menunjukkan, bahwa jumlahnya jauh lebih tinggi.

Exit mobile version