Tanjungpinang – Internasional Organization for Migration (IOM) menggelar komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat atau Risk Communication and Community Engagement (RCCE) untuk meningkatkan kesadaran pemahaman terhadap COVID-19 dan migrasi aman, Kamis (03/02).
National Project Officer IOM, Panji Sudoyo mengatakan, kegiatan tersebut memiliki beberapa tujuan diantaranya ialah mengumpulkan informasi dan masukan terkait situasi terkini COVID-19, akses masyarakat terhadap pengobatan dan vaksinasi COVID-19, serta konteks migrasi di Kota Tanjungpinang.
Selain itu, IOM juga akan menghimpun pandangan dan masukan para pemangku kepentingan tentang perlunya memperkuat kapasitas Pintu Masuk (Points of Entry) atau berbagai pintu masuk di Kota Tanjungpinang.
“Hal itu mengingat banyaknya jumlah pelabuhan dan pulau yang ada,” ucapnya, Kamis (03/02).
Baca juga: IOM dan UNHCR Minta Pemerintah Beri Vaksin COVID-19 ke Pencari Suaka
Menurutnya, pelibatan masyarakat menjadi hal yang krusial untuk sosialisasi terhadap penyebaran COVID-19 dan penangan PMI.
Lanjutnya, juga harus ada sinergitas antar Lembaga untuk menangani permasalahan itu.
Selain itu, Panji juga sempat memperkenalkan program IOM yakni adanya Pemberdayaan Pekerja Migran Indonesia dan Keluarga serta Peningkatan Kapasitas di Pintu Masuk di Indonesia.
Dalam kesempatan itu, IOM turut menundanya sejumlah instansi terkait yang berkompeten dalam menangani Pekerja Migran Indonesia (PMI) serta kasus COVID-19 di Tanjungpinang.
Irfan selaku Humas Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) mengatakan, saat ini setidaknya terdapat sejumlah pintu masuk para Pekerja Migran Indonesia (PMI) ke Malaysia melalui Kepulauan Riau (Kepri). Akan tetapi, sejumlah pelabuhan itu masih belum beroperasi.
“Pintu Kepri yang resmi masih ditutup. Patut kita waspadai juga. Garis pantai Kepri sering digunakan sebagai jalur tikus,” ungkapnya.
Baca juga: Petugas IOM Tidak Berada di Penampungan Pengungsi
Ia menilai, saat ini cukup banyak warga Indonesia yang tergiur dengan calo atau tekong PMI secara ilegal.
Ia menjelaskan, BP2MI telah melakukan sejumlah upaya dalam penanganan kepulangan PMI. Terutama untuk pencegahan penularan COVID-19.
“Setiap yang pulang tentunya ada pemeriksaan kesehatan. Minggu lalu saja ada vaksinasi untuk PMI,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang, Elfiani Sandri manuturkan, pihaknya telah melakukan serangkaian sosialisasi kepada masyarakat terkait penyebaran COVID-19 di Tanjungpinang.
Menurutnya, belum ada pemulangan PMI melalui Tanjungpinang. Akan tetapi pihaknya akan senantiasa bersiap siaga.
“Untuk PMI, sampai saat ini pemulangan PMI masih berpusat di Batam. Belum ada yang ke Tanjungpinang. Kita tetap siap siaga,” ucap Elfiani.
Ia menegaskan, setiap warga yang melakukan perjalanan atau migrasi tentunya perlu di-tracing.
Pada kegiatan itu, IOM juga mendapatkan saran untuk program-program kedepanya.