TEL AVIV – Sebanyak 30 orang tentara dari brigade lintas udara Israel dilaporkan telah menolak perintah, untuk mempersiapkan operasi militer di Kota Rafah, Gaza Selatan, Palestina.
Sikap penolakan puluhan pasukan lintas udara militer Zionis itu diungkapkan media Israel yakni Channel 12.
Menurut laporannya, 30 tentara dari kompi pasukan penerjun payung cadangan brigade lintas udara Israel menerima perintah untuk mempersiapkan operasi militer di Rafah.
Dalam laporan itu dijelaskan bahwa puluhan tentara tersebut menolak perintah, untuk bersiap dan telah memberi tahu komandan mereka bahwa mereka tidak akan bergabung dengan unit mereka.
“Karena mereka tidak lagi mampu melakukan hal tersebut,” bunyi laporan Channel 12, yang dikutip Middle East Monitor, Selasa 30 April 2024.
“Pejabat militer mengatakan mereka tidak akan memaksa personel cadangan untuk ikut serta dalam invasi dan menyatakan bahwa penolakan mereka untuk bergabung tidak akan menyebabkan kesenjangan operasional,” sebut laporan tersebut.
Meski demikian, laporan itu menekankan bahwa hal telah menjadi indikasi yang jelas dari berkurangnya pasukan cadangan setelah berbulan-bulan berperang.
Seorang komandan militer Zionis mengatakan bahwa dia telah menerima puluhan surat dari tentaranya, yang berisi pernyataan keengganan mereka untuk ikut serta dalam operasi militer di Rafah.
Komandan tersebut mengaku akan ikut serta dalam operasi militer di Rafah bukan karena dia menikmati perang, melainkan karena hal tersebut perlu untuk dilakukan.
“Ketika saudara-saudara saya diculik, dan karena kami berada di tengah-tengah pendirian Negara Israel yang kedua,” katanya.