Usai Dilanda Gempa Tektonik, BPBD Lebak Sebut Belum Ada Laporan Kerusakan

Banten
Warga melintas di depan rumah tahan gempa di Rangkasbitung, Lebak, Banten, Jumat (21/1/2022). (ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas/nym)

BANTEN – Pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lebak, Provinsi Banten menyatakan, belum ada laporan kerusakan akibat gemba 5,3 magnitudo yang mengguncang Lebak, Sabtu (12/3) siang.

Gempa bumi yang mengguncang Pantai Selatan Lebak, Banten pada Sabtu (12/3), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan tidak berpotensi tsunami.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPBD) Kabupaten Lebak, Provinsi Banten Febby Rizky Pratama menyatakan, pihaknya hingga kini belum menerima laporan kerusakan infrastruktur jalan, gedung dan rumah akibat gempa tektonik berkekuatan 5,3 magnitudo.

“Kami hingga saat ini belum menerima laporan dari desa, kecamatan dan sukarelawan tentang adanya kerusakan maupun korban jiwa yang ditimbulkan gempa itu, ” katanya saat dihubungi di Lebak, Sabtu.

Pusat gempa magnitudo 5,3 pada kedalaman 10 kilometer, 7.19 lintang selatan, 105.98 bujur timur, dan 41 kilometer barat daya Bayah dan tidak berpotensi menimbulkan tsunami.

Guncangan gempa tektonik itu dirasakan di dalam rumah, namun hanya berlangsung beberapa detik.

Baca juga: Gempa Magnitudo 5,3 Guncang Pantai Selatan Lebak Banten

Masyarakat pesisir selatan Kabupaten Lebak, yang berdekatan dengan pusat gempa sempat berhamburan keluar rumah, namun tidak menimbulkan korban jiwa maupun luka-luka.

“Kami memastikan gempa tektonik itu relatif aman, dan tidak mengakibatkan kerusakan rumah,” kata Febby Rizky Pratama ​​​​​​​ .

Sementara itu, kegiatan masyarakat di pesisir Bayah yang lokasinya berdekatan dengan pusat gempa berkekuatan 5,3 relatif normal dan seperti biasa kegiatan masyarakat setempat.

Masyarakat pesisir di daerah itu sudah biasa diterjang gempa dan tidak terpengaruh terhadap kegiatan ekonomi.

“Kami sudah biasa gempa itu dan tidak begitu panik dan tetap berdagang seperti biasa,” kata Tati (55), warga Bayah Timur Kabupaten Lebak.