Tanjungpinang, Ulasan.Co – Waduk Gesek yang berlokasi di Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau yang selama ini dikelola dan sebagai sumber air PDAM Tirta Kepri mengalami kekeringan sejak beberapa hari terakhir.
Di beberapa titik, volume air waduk Gesek tersisa 75 CM, kata Plh Direktur PDAM Tirta Kepri, Budi Yadi di Tanjungpinang, Minggu.
Jika tidak terjadi hujan dalam beberapa hari ini, Budi memastikan waduk itu akan seperti tanah gersang.
Saat ini beberapa titik di waduk itu tidak ada air, bahkan sudah tampak tanah pada dasar waduk.
“Pekan depan sudah tidak ada air kalau tidak terjadi hujan lebat,” ujarnya.
Volume air waduk Gesek dalam kondisi normal hanya dua meter. Pendalaman waduk yang diusulkan sejak tahun lalu kepada Balai Wilayah Sungai sampai sekarang belum terealisasi.
“Rumput di waduk yang menyebabkan pendangkalan juga belum dibuang. Sudah diusulkan kepada BWS, tetapi katanya tahun depan dilaksanakan setelah diusulkan, karena membutuhkan anggaran yang cukup besar,” ujarnya.
Budi mengatakan Waduk Gesek, satu dari dua sumber air bersih yang didistribusikan untuk pelanggan PDAM Tirta Kepri di Tanjungpinang dalam tahun ini sudah dua kali mengalami kekeringan. Waduk ini tidak memiliki mata air yang baik, karena hutan di sekitar waduk dalam kondisi rusak akibat dirambah untuk kepentingan perkebunan dan lainnya.
“Kami tidak bisa melarang mereka berkebun, karena tidak memiliki wewenang,” ucapnya.
Selama ini, kata dia Waduk Gesek maupun Sei Pulai hanya menampung air hujan. Jika tidak terjadi hujan, air pun kering.
Kondisi Sei Pulai sekarang pun kritis. Volume air hanya mencapai 2,3 meter. Dalam kondisi normal, volume air mencapai 4,24 meter. Dalam sehari volume air di Sei Pulai berkurang 4 CM.
Jika air di Waduk Gesek hanya 50 CM, maka air Sei Pulai akan didistribusikan untuk melayani pelanggan yang menggunakan air bersih dari Waduk Gesek.
“Kami sudah mengurangi jatah untuk pelanggan,” katanya.
Jumlah pelanggan PDAM Tirta Kepri saat ini sekitar 17 ribu rumah, dengan kebutuhan air 230 liter/detik.
“Kondisi sekarang dapat dikategorikan krisis air, karena masyarakat sudah kesulitan mendapatkan air bersih,” katanya.
Sumber: ANTARA