IndexU-TV

Warga AS Meninggal Usai Terjangkit Virus EEE, Ditularkan Lewat Nyamuk

AMERIKA SERIKAT – Seorang warga Amerika Serikat (AS) dilaporkan meninggal dunia, setelah terjangkit virus Eastern Equine Encephalitis (EEE) di negara bagian New Hampshire, Senin 26 Agustus 2024.

Virus EEE tersebut ditularkan oleh nyamuk, dan kini sedang melanda di sejumlah wilayah AS sejak 2014 lalu.

Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan New Hampshire (DHHS) mengatakan, bahwa pasien tersebut meninggal setelah dirawat di rumah sakit dengan menyerang sistem saraf pusat yang parah.

Ini menjadi kasus kematian pertama akibat virus EEE sejak tahun 2014.

“Infeksi virus EEE manusia terakhir yang dilaporkan di New Hampshire terjadi pada tahun 2014, ketika DHHS mengidentifikasi tiga infeksi manusia termasuk dua kematian,” kata departemen tersebut, dikutip AFP, Rabu 28 Agustus 2024.

Laporan kematian ini terjadi di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang meningkatnya risiko EEE. Virus EEE disebut masif dalam penularan dengan adanya pengaruh perubahan iklim.

Baca juga: 1.600 Dosis Vaksin Cacar Monyet Segera Tiba, Menkes: Mahal, Bukan untuk Masyarakat Umum

Awal bulan ini, negara bagian Massachusetts mengumumkan kasus EEE pertama yang menjangkit seorang pria berusia 80-an tahun.

Pejabat setempat telah meminta masyarakat untuk mematuhi jam malam sukarela di luar ruangan, menutup taman umum, dan memulai penyemprotan udara, dan darat untuk mengendalikan populasi nyamuk.

Pejabat kesehatan juga menyarankan penggunaan obat nyamuk, mengenakan pakaian pelindung di luar ruangan, dan menghilangkan genangan air di sekitar rumah untuk mengurangi tempat berkembang biaknya nyamuk.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, gejala EEE meliputi demam, sakit kepala, muntah, diare, kejang, perubahan perilaku, dan kantuk.

Virus ini juga dapat menyebabkan penyakit neurologis yang parah, seperti radang otak dan selaput di sekitar sumsum tulang belakang, yang dikenal sebagai ensefalitis dan meningitis.

Sekitar 30 persen dari pasien yang terinfeksi EEE meninggal, dan banyak penyintas menderita dampak fisik atau mental yang berkelanjutan.

Individu yang berusia di bawah 15 tahun dan di atas 50 tahun dianggap berisiko lebih tinggi. Saat ini tidak ada vaksin atau perawatan yang tersedia.

Exit mobile version