Yogyakarta – Volume kubah lava yang berada di tengah kawah puncak Gunung Merapi diperkirakan telah mencapai 2.100.000 meter kubik menurut Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG).
Kepala BPPTKG Hanik Humaida dalam keterangan tertulis yang diterima di Yogyakarta, Jumat, menjelaskan volume kubah lava itu diukur berdasarkan hasil analisis foto udara pada puncak Gunung Merapi yang diambil dengan drone pada 8 Juni 2021.
Volume kubah lava di tengah kawah puncak Merapi itu lebih besar jika dibandingkan dengan volume kubah lava di sisi barat daya gunung yang mencapai 1.300.000 meter kubik.
Seperti diketahui, Gunung Merapi memiliki dua kubah lava yang sama-sama tumbuh. Kubah lava pertama berada di sisi barat daya Merapi, tepatnya di atas lava sisa erupsi tahun 1997. Kubah lava kedua terpantau oleh BPPTKG pada 4 Februari 2021, berada di tengah kawah puncak Gunung Merapi.
Hanik menjelaskan bahwa sepanjang pengamatan mulai 4 sampai 10 Juni 2021, Merapi 12 kali melontarkan awan panas guguran dengan jarak luncur maksimal 1.600 meter ke arah barat daya dan 1.000 meter ke arah tenggara.
Gunung api aktif itu juga tercatat 52 kali meluncurkan guguran lava dengan estimasi jarak luncur maksimal 2.000 meter ke arah barat daya dan 3 kali ke arah tenggara dengan jarak luncur 600 meter.
“Intensitas kegempaan pada minggu ini lebih tinggi jika dibandingkan minggu lalu,” ujar Hanik.
Sedangkan deformasi atau perubahan bentuk tubuh Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM pada minggu ini menunjukkan adanya laju pemendekan jarak sebesar 1,8 cm per hari.
BPPTKG sampai sekarang mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga.
Warga diminta mewaspadai potensi dampak guguran lava dan awan panas Gunung Merapi di sektor selatan-barat daya yang meliputi Sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.
Kalau terjadi letusan, lontaran material vulkanik dari Gunung Merapi dapat menjangkau area dalam radius tiga kilometer dari puncak gunung, demikian Hanik Humaida.
Pewarta : Antara