JAKARTA – Sebanyak 900 karyawan perusahaan smartphone Xiaomi harus dirumahkan, karena menyusutnya pendapatan perusahaan itu akibat melambatnya perekonomian di China.
Bahkan jumlah karyawan yang dirumahkan tersebut, capai 3 persen dari jumlah total karyawan yang dimiliki Xiaomi. Setelah pendapatan perusahaan itu menurun hingga 20 persen.
Pendapatan perusahaan smartphone Xiaomi mencapai 70,2 miliar yuan atau setara Rp151,43 triliun dengan asumsi kurs Rp2.157 per yuan pada kuartal II tahun 2022. Jumlah ini menurun dibandingkan tahun sebelumnya yakni 20 persen.
“Pada kuartal ini, industri kami menghadapi banyak tantangan, termasuk meningkatnya inflasi global, fluktuasi valuta asing [dan] lingkungan politik yang kompleks,” kata presiden Xiaomi Wang Xiang.
Menurut Wang Xiang, tantangan yang dihadapi perusahaannya itu mempengaruhi permintaan pasar secara globa dan hasil keuangan perusahaan yang berbasis di Beijing.
Sementara laba bersih turun drastis dari perkiraan menjadi 1,4 miliar yuan. Angka ini turun 83,5 persen dibandingkan dengan laba 8,3 miliar yuan pada periode yang sama tahun lalu.
Sedangkan pendapatan dari segmen produk smartphone Xiaomi turun 28,5 persen dari 59,1 miliar yuan pada kuartal II tahun lalu, menjadi 42,3 miliar yuan pada periode yang sama tahun ini.
Pihak Xiaomi menjelaskan, angka penjualan smartphone yang lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya. Bahkan pengiriman smartphone turun 26,2 persen pada kuartal II 2022. Hal ini terjadi karena hambatan ekonomi makro global dan kebangkitan covid-19 di China daratan.