KARIMUN – Seorang balita laki-laki usia 1,5 tahun asal Batam, Kepulauan Riau (Kepri) bernama Zaiyan menderita penyakit hati langka atrisia biliaris.
Atresia biliaris sendiri terjadi karena saluran empedu tidak terbentuk sempurna, sehingga menyebabkan saluran empedu membengkak dan tersumbat. Akibatnya cairan empedu tidak dapat mengalir ke usus kecil dan menumpuk di hati.
Kini, lima bulan sudah Zaiyan dan kedua orangtuanya, Zainal asal Karimun dan Suryanti asal Batam, berada di Yogyakarta untuk pengobatan.
Karena kondisinya, bocah kelahiran 17 Oktober 2023, harus menjalani kontrol rutin di RSUP Dr Sardjito Yogyakarta.
“Kondisinya Zaiyan memang harus dalam pengawasan, karena kadang tiba-tiba suka demam dan harus dilarikan ke IGD. Kami di Jogja sudah dari bulan Januari,” kata Suryanti yang dihubungi ulasan.co melalui sambungan telepon, Ahad 16 Maret 2025.
Suryanti menceritakan, Zaiyan pernah dirujuk ke rumah sakit di Pekanbaru untuk menjalani operasi pada usia lima bulan. Namun sayangnya penyakitnya Zaiyan kembali lagi.
“Saat ini Zaiyan membutuhkan tranplantasi hati,” ungkap Suryanti.
Untuk kebutuhan pengobatan dan menjaga kondisi tubuhnya, Zaiyan harus mengkonsumsi sejumlah obat serta susu hingga vitamin.
Kendati ada obat-obatan yang ditanggung BPJS, namun keluarga harus membeli sendiri untuk yang lainnya. Dalam 10 hari biaya rutin yang dikeluarkan untuk menjaga kondisi Zaiyan sekitar Rp 1,7 juta.
“Kisarannya 1,7 juta untuk 10 hari. Belum termasuk biaya tak terduga seperti transportasi,” ujar Suryanti.
Untungnya ada masyarakat dan pihak-pihak yang peduli dalam memberi bantuan untuk pengobatan Zaiyan.
“Alhamdulillah kemarin ada bantuan dari kita bisa, jadi bisa nebus keperluan Zaiyan,” ucap Suryanti.
Suryanti berharap anaknya bisa sembuh seutuhnya, sehingga hidup normal seperti anak-anak lainnya.
Anak Muda Karimun Galang Dana
Puluhan anak muda di Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), menggelar aksi galang dana untuk pengobatan Zaiyan, Sabtu 15 Maret 2025 sore.
Penggalangan dana yang digelar menjelang waktu berbuka puasa tersebut dilakukan di sejumlah titik, seperti beberapa lampu merah, tugu MTQ dan jalan depan Puteri Kemuning Coastal Area.
Turut dalam kegiatan Ini Karimun Bisa, Ormas Hitam, Sispala SMKN Karimun, Perkumpulan Sakti Barongsai Kelenteng Dewi Sakti Semesta dan para konten kreator asal Karimun.
Ketua Ormas Hitam, Bayu berharap hasil kegiatan tersebut dapat meringankan beban Zaiyan yang tengah menjalani pengobatan di Yogyakarta.
“Mudah-mudahan, walaupun tidak banyak tapi bisa sedikit mengurangi beban adik Zaiyan,” ungkap Bayu.
Bayu menambahkan, Zaiyan membutuhkan uluran tangan dari para dermawan. Sebelum turun ke jalan, penggalangan dana juga telah dilakukan secara online sejak satu bulan terakhir melalui media sosial.
“Kalau ada kawan-kawan yang belum bisa ikut hari ini nanti bisa via online. Kondisinya adik Zaiyan sekarang memang perlu penanganan yang cepat. Sebisa mungkin kita bantu,” ujar Bayu.