4 Kampung di Rempang Segera Dikosongkan Tahap Awal, Bahlil: Jangan Semua Dulu Direlokasi

Bahlil
Menteri Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia, Bahlil Lahadalia. (Foto: Muhamad Islahuddin)

BATAM – Sebanyak empat kampung segera dikosongkan di Pulau Rempang, Kecamatan Galang, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau.

Keempat kampung itu menjadi prioritas dalam pengembangan Rempang Eco-City tahap pertama, yakni Kampung Sembulan Tanjung, Sembulang Hulu, Pasir Panjang dan Blonkeng. Keempat kampung ini lebih dulu dikosongkan, kemudian disusul 12 lainnya secara bertahap.

Terkait pengosongan kampung itu, Menteri Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia, Bahlil Lahadalia, juga menyinggung terkait masalah empat kampung itu dalam agenda pertemuannya dengan masyarakat Rempang hari ini.

“Tidak semua [kampung] dulu menjadi prioritas, tapi kita prioritaskan dulu untuk perusahaan (Xinyi Glass) yang ada sebesar 2.000-an hektare,” kata Bahlil, Senin (18/09).

Rencananya tidak semua akan direlokasi, tetapi, akan dilakukan secara bertahap. “Jangan semua direlokasi dulu,” kata dia.

Rencana relokasi yang semula di Dapur 3, kemungkinan ada perubahan. Namun, hal itu masih dalam pembahasan dan melihat peta master plan yang telah ada.

“Ini kita geser ke wilayah Rempang. Tempat masih kita diskusikan. Keputusan masih di Dapur 3,” kata dia.

Warga Sembulang, Siti Hawa tidak ingin dipindahkan. Sebab, rumah yang dijanjikan belum ada wujudnya.

“Kami disuruh pergi macam burung, disiuh. Kami tak mau begitu,
kami mau didata dulu, rumah kami dibayar, tanah kami dibayar. Tetapi ini aja takada penjelasan, rumah pun hanya gambar. Kami tak mau menyesal kemudian,” kata Siti.

Baca juga: Bahlil Temui Warga Pulau Rempang Cari Solusi, Warga Tetap Tolak Direlokasi

Baca juga: Khawatir Investasi Hilang, Alasan Pemerintah Kebut Relokasi Ribuan Warga Rempang

Sementara itu, Kepala Biro Humas dan Protokol Badan Pengusahaan (BP) Batam, Ariastuty Sirait mengatakan, di Kampung Sembulan Tanjung, Sembulang Hulu dan Pasir Panjang akan dibangun pabrik kaca seluas 2.000 hektare.

“Ada 700 KK [kepala keluarga] di tiga wilayah itu,” kata Tuty, Jumat (15/09) lalu.

“Industri kaca untuk solar panel ini bahan bakunya pasir kuarsa dan siica. Itu menimbulkan polusi dan masyarakat terdekat akan terdampak kesehatannya. Kami tidak rekomendasikan,” kata dia.

Sementara Blongkeng akan dibangun tower Rempang Eco-City yang menelan nilai investasi mencapai Rp30 triliun.

“Itu nanti akan jadi daerah komersial, tak mungkin berdampingan dengan kampung,” kata dia. (*)

Ikuti Berita Lainnya di Google News