7 Gangguan Sistem Peredaran Darah yang Perlu Diketahui

Ilustrasi - Seorang dokter sedang memeriksa pasien yang mengalami gangguan sistem peredaran darah.
Ilustrasi - Seorang dokter sedang memeriksa pasien yang mengalami gangguan sistem peredaran darah. (Foto: freepik)

SISTEM peredaran darah, yang mencakup jantung dan pembuluh darah, memegang peran krusial dalam menjaga kesehatan tubuh. Fungsinya adalah membawa oksigen, nutrisi, elektrolit, dan hormon ke seluruh tubuh.

Gangguan pada sistem peredaran darah dapat mempengaruhi kinerja jantung dan pembuluh darah, berpotensi menyebabkan komplikasi serius.

Berikut gangguan yang dapat mempengaruhi sistem peredaran darah, seperti dilansir dari halodoc.com:

1. Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi):

Tekanan darah mengukur kekuatan yang diperlukan untuk memompa darah melalui arteri. Hipertensi terjadi ketika tekanan darah lebih tinggi dari batas normal. Kondisi ini dapat berdampak buruk pada jantung dan berpotensi menyebabkan masalah serius seperti penyakit jantung, stroke, atau gangguan ginjal. Sayangnya, gejala hipertensi seringkali tidak terasa.

2. Aterosklerosis dan Penyakit Arteri Koroner:

Aterosklerosis, atau pengerasan arteri, terjadi ketika plak mengumpul di dinding arteri, menghambat aliran darah. Plak ini terdiri dari kolesterol, lemak, dan kalsium. Penyakit arteri koroner menunjukkan bahwa penumpukan plak telah menyebabkan penyempitan dan pengerasan arteri, meningkatkan risiko penggumpalan darah dan sumbatan arteri.

Kondisi ini dapat berkembang tanpa gejala yang jelas. Namun, dalam beberapa kasus, bisa menyebabkan nyeri dada atau sensasi berat di dada.

Baca juga : Mengenal Macam-Macam Dokter Spesialis yang Penting untuk Diketahui

3. Serangan Jantung:

Serangan jantung terjadi ketika jantung tidak mendapatkan pasokan darah yang cukup, misalnya karena penyumbatan arteri. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan pada otot jantung dan merupakan kondisi darurat medis. Segera cari bantuan medis jika mengalami gejala seperti nyeri di tengah atau kiri dada, nyeri menyebar ke rahang, bahu, lengan, atau punggung, sesak napas, berkeringat berlebihan, mual, atau detak jantung tidak teratur. Perlu diingat bahwa gejala serangan jantung pada wanita dapat sedikit berbeda, mungkin termasuk tekanan atau nyeri di punggung dan dada.

4. Gagal Jantung:

Gagal jantung terjadi ketika otot jantung mengalami pelemahan atau kerusakan sehingga tidak dapat memompa darah sesuai kebutuhan tubuh. Kondisi ini biasanya terkait dengan masalah jantung lainnya, seperti serangan jantung atau penyakit arteri koroner. Gejalanya bisa dimulai dengan kelelahan, bengkak di pergelangan kaki, dan peningkatan frekuensi buang air kecil di malam hari. Gejala lebih parah termasuk napas cepat, nyeri dada, dan pingsan.

5. Stroke:

Stroke sering terjadi ketika gumpalan darah menyumbat arteri di otak atau ketika pembuluh darah di otak pecah. Kedua kondisi ini menghambat suplai darah dan oksigen ke otak, menyebabkan kerusakan pada bagian otak tertentu.

6. Aneurisma Aorta:

Aneurisma aorta adalah gangguan pada sistem peredaran darah yang mempengaruhi arteri utama di tubuh. Ini terjadi ketika dinding arteri melemah, memungkinkannya melebar atau membentuk tonjolan. Jika arteri yang melebar pecah, ini merupakan keadaan darurat medis.

Baca juga : Sayuran Mentah dan Keju Cottage untuk Santapan Diet, Apakah Sehat?

7. Penyakit Arteri Perifer:

Penyakit arteri perifer adalah aterosklerosis yang terjadi pada ekstremitas, terutama di kaki. Kondisi ini dapat mengurangi aliran darah ke kaki, jantung, dan otak, meningkatkan risiko gangguan sistem peredaran darah lainnya.

Dengan memahami berbagai gangguan pada sistem peredaran darah, kita dapat mengambil langkah-langkah untuk menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah kita. Konsultasikan dengan tenaga medis profesional untuk mendapatkan nasihat dan perawatan yang tepat.

Kemudian ini cara untuk menurunkan risiko berbagai gangguan tersebut, penting untuk senantiasa menjalani pola hidup sehat, seperti:

  • Pertahankan berat badan yang sehat.
  • Jangan merokok.
  • Berolahraga minimal 30 menit sehari.
  • Pertahankan pola makan yang sehat, rendah lemak, rendah kolesterol dengan lebih banyak buah, sayuran, dan biji-bijian.
  • Hindari konsumsi lemak trans dan lemak jenuh, seperti pada makanan olahan dan makanan cepat saji.
  • Batasi asupan garam dan alkohol.
  • Gunakan relaksasi dan perawatan diri untuk mengurangi stres.