BATAM – Para siswa di Rempang, Kecamatan Galang, Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri) mulai pindah sekolah.
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Batam, Tri Wahyu Rubianto mengungkapkan pergerakan para pelajar menuju Batam itu sesuai dengan pergerakan orang tua mereka.
Kini, proses pemindahan sementara para siswa yang terdampak relokasi itu telah berlangsung.
“Saat ini yang sudah bergerak itu sekitar 10 KK sampai 12 KK. Setibanya di Batam, mereka sudah melapor ke sekolah terdekat untuk selanjutnya langsung sekolah. Itu khusus untuk sekolah negeri,” kata Wahyu di Kantor Wali Kota Batam, Kamis (05/10).
Baca Juga: Amien Rais ke Rempang Beri Dukungan untuk Warga
Bagi siswa sekolah swasta, pemerintah akan memberikan fasilitas untuk memperoleh keringanan dari pihak sekolah atau yayasan.
Hal itu sebagai tanggung jawab mereka terhadap biaya pendidikan di luar jangkauan pemerintah.
“Karena ini di luar jangkauan pemerintah, mereka punya kewajiban untuk membayar Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) dan sebagainya, itu yang kita fasilitasi,” ucapnya.
Ia melanjutkan, pemindahan siswa tidak hanya terbatas pada sekolah di Kota Batam, tetapi juga mencakup pulau-pulau di sekitarnya.
Di antaranya ialah Pulau Belakang Padang, Pulau Geranting, dan Pulau Karas.
Baca Juga: Lakon Rezim di Tanah Rempang: Kampung Tua di Ambang Musnah (Bagian-I)
Baca Juga: Lakon Rezim di Tanah Rempang: Dugaan Intimidasi, Kriminalisasi, dan Pelanggaran HAM (Bagian-II)
Saat ini, pihaknya menunggu gelombang pemindahan selanjutnya dan telah menyiapkan surat edaran untuk sekolah negeri dan swasta terkait prosedur perpindahan siswa, proses pembelajaran hingga tahap assessment, dan evaluasi.
“Kita sudah arahkan untuk sekolah swasta dan negeri untuk dapat menerima mereka,” sebutnya.
Wahyu menambahkan, guru di Pulau Rempang akan menjadi yang terakhir bergerak ke Batam setelah semua siswa telah berpindah. Hal ini sesuai dengan arahan Wali Kota Batam untuk memastikan tidak ada siswa yang tertinggal dan tidak mendapat akses pendidikan.
“Karena tempat tinggal para siswa yang terdampak relokasi ini tersebar di sejumlah wilayah di Kota Batam, otomatis nanti gurunya juga akan menyesuaikan,” terangnya.
“Metode dan panduannya sedang kita siapkan baik petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis untuk para guru ini. Sekarang sedang kita godok dengan tim terkait bagaimana nantinya absensi para guru tersebut, nasib sertifikasi mereka dan seterusnya,” tambah Wahyu.
Lanjut Wahyu, total siswa yang akan berpindah mencapai hampir 2 ribu siswa dari berbagai tingkat pendidikan yakni PAUD, TK, SD dan SMP.
Baca Juga: Lakon Rezim di Tanah Rempang: Potensi Kehancuran Ekonomi (Bagian III)
Beberapa di antaranya memilih kembali ke kampung halaman mereka seperti Tanjungpinang, Pulau Jawa, dan Sumatera.
Kemudian, Wahyu mengatakan bahwa proses relokasi sekolah di Pulau Rempang akan berlangsung setelah seluruh siswa telah berpindah bersama orang tua mereka.
Sedangkan aset sekolah yang ada akan ditempatkan sesuai dengan kebutuhan di lokasi terdekat.
Wahyu menyebut pihaknya siap untuk mengikuti pergerakan dan perkembangan proyek Rempang Eco City, dengan komitmen untuk menjaga akses pendidikan bagi semua siswa.
“Saya tidak bisa menentukan targetnya kapan, kita mengikuti pergerakan. Dan, kita tidak tahu ini sampai kapan, yang pasti kita standby semuanya,” pungkas Wahyu.