IndexU-TV

Akademisi: Golkar Harusnya Berani Usung Sendiri Calon di Tanjungpinang

Robby Patria
Akademisi UMRAH, Robby Patria. (Foto: Randi Riezky K)

TANJUNGPINANG – Akademisi Kepulauan Riau (Kepri), Robby Patria, menilai perolehan empat kursi Partai Golkar bisa mengusung calon pasca putusan Mahkamah Konstitusi (MK) soal pencalonan kepala daerah pada Selasa kemarin.

“Sebagai partai pemenang kedua pemilu di Tanjungpinang harusnya mengusung kader internal. Itukan sesuai pesan Aburizal Bakrie di Munaslub Golkar di Jakarta kemarin untuk mempelajari putusan MK. Itu pesan Aburizal kepada Bahlil, ” kata dosen UMRAH Robby Patria, Rabu 21 Agustus 2024.

Menurut Robby,  pemilih di Kota Tanjungpinang senang mencoba pemimpin baru setelah kepemimpinan Suryatati A Manan selama 17 tahun. Sehingga pasca Suryatati hampir tak ada kepala daerah dua periode.  Lis Darmansyah satu periode dan bisa jadi Rahma pun satu periode.

“Maka peluang calon alternatif bisa menjadi pilihan warga yang sudah mengetahui kinerja wali kota sebelumnya. Jika mereka nilai tak maksimal, maka calon baru bisa mendapatkan limpahan suara,” kata Robby.

Menurut dia, tidak adanya incumbent di pilkada Tanjungpinang harusnya banyak politisi lokal berani bertarung terutama dari Golkar.

“Karena ini momentum sama sama tidak ada calon incumbent. Potensi menang pun semua berpeluang, tidak ada yang menonjol, ” ujar Robby yang juga Direktur Perwakilan Public Trust Institute, Kepualauan Riau yang bergerak di bidang survei itu kemarin.

Dia menilai, jika hanya menjadi pendukung di Pilkada Tanjungpinang, maka Golkar keluar dari kebiasaan dua kali pilkada di mana mereka pernah mengusung calon sendiri. Baik itu mengusung Maya dengan Tengku Dahlan di tahun 2012 dan Syahrul-Rahma di pilkada tahun 2018.

Baca juga: Akademisi: Politisi Tak Boleh Punya 2 KTA Partai

Robby melihat Golkar memiliki kader potensial untuk menjadi calon di Pilkada Tanjungpinang yakni Teddy Jun Askara, Ade Angga, dan Novaliandri Fathir. Golkar sebagai partai besar, lanjut Robby, harusnya mempertahankan harga diri partai mengusung calon sendiri.

“Harusnya tidak jadi pengikut saja, ” imbuhnya. (*)

Ikuti Berita Ulasan.co di Google News

Exit mobile version