Aktivis: Jembatan Batam-Bintan (Babin) Tidak Terlalu Penting

Tanjungpinang, Ulasan.Co – Indonesia sebentar lagi akan kembali mencatat rekor jembatan terpanjang. Pasalnya jembatan yang menghubungkan antara Pulau Batam dan Pulau Bintan akan dibangun paling lambat mulai tahun 2020. Hal ini disampaikan oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono di kantor PUPR, Jumat (12/4/2019), sebagaimana dilansir dari CNBC Indonesia

“Belum. Tapi akan kita mulai nanti paling lambat 2020,” ujar Basuki saat ditanya target pembangunan jembatan tersebut.

Namun kehadiran jembatan ini dianggap tidak teralu penting seperti yang diungkapkan oleh M Ravi, Wakil Dewan Legislatif Mahasiswa (DLM). “Jika kita ingin mewujudkan visi dari Presiden Joko Widodo yang ingin menjadikan indonesia sebagai poros maritim, Jembatan Babin itu tidak terlalu penting,” ujarnya

Ravi juga memberikan penjelasan bahwa yang lebih penting itu memperbanyak kapal-kapal dan memperbaiki dermaga, karena untuk membangun Indonesia menjadi poros maritim dunia dengan memanfaatkan lautnya bukan membangun jembatan. Masyarakat mungkin harus lebih dalam mengetahui tentang pengoperasian jembatan itu.

Menurut dia, mungkin jembatan ini mendapatkan respons positif dari masyarat Kepri terkhusus Batam dan Bintan, namun masyarakat tidak tahu efek negatifnya buat kedepannya.
Jembatan itu dikhawatirkan nantinya menjadi pembuka jalan bagi China untuk melakukan hal-hal yang merugikan masyarakat Kepri, seperti polemik pembangunan jalan tol di Jawa Tengah yang mengunakan dana utang, lalu dijual ke pihak swasta. “Saya tidak peduli dana untuk pembangunan jembatan itu dari mana, yang terpenting jika kita ingin mewujudkan visi Pak Jokowi (presiden Indonesia) yang ingin menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia, kita harus memperbanyak kapal-kapal dan memperbaiki serta memperbanyak dermaga agar alutista kita tidak tumpul. Dahulu kita bisa menguasai sampai ke Malaysia disebabkan oleh armada laut kerajaan yang sangat kuat,” ujarnya.

Salah satu pemateri dalam Forum Akademik Komunitas Bidang Ilmu pada Seminar Nasional di Auditorium Kampus UMRAH di Pulau Dompak, Tanjungpinang, Selasa (8/10/2018). Pak Huda atau yang biasa di kenal Kapten Huda dari Natuna berkata “ketika ingin menjadi negara berporos maritim dunia lebih jauh perkuat lautnya kuat negaranya”. ujarnya

Dalam seminar tersebut Kapten Huda menjelaskan pengalamannya dalam berlayar ia pernah berlayar sampai ke Amerika, 1 mil sebelum masuk ke wilayah Amerika, kapal beliau diperiksa oleh tentara Amerika. Maka dari itu jika ingin menjadikan Indonesia sebagai poros maritim sesuai visi pak Jokowi maka perbanyak kapal dan memperbaiki dermaga.

“Coba lihat sejarah bagaimana kerajaan Sriwijaya memperluas daerah kekuasaannya, dilihat lagi bagaimana Kerajaan Majapahit memperluas daerah kekuasaannya, itu karena kapal-kapalnya,” ujarnya.

Eges