Anggaran Militer AS Capai Rp11 Kuadriliun, dan China Hanya 30 Persennya

Armada China
Tentara melambaikan tangan kepada armada Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat (People's Liberation Army/PLA) China di sebuah pelabuhan militer di Kota Zhanjiang, Provinsi Guangdong, China selatan, (15/1/2022). (ANTARA/Xinhua/Jiang Xiaowei/aww)

BEIJING – China mengungkapkan jika anggaran pertahanan setiap tahun mengalami peningkatan nilai, namun jumlahnya masih jauh dari nilai anggaran militer Amerika Serikat yakni Rp11 kuadriliun.

Hal itu disebutkan oleh juru bicara militer China, Kolonel Senior Wu Qian.

Ia mengaku besaran anggaran pertahanan atau militer negaranya masih sangat rendah, bila dibandingkan dengan anggaran militer Amerika Serikat.

“Meskipun setiap tahun ada kenaikan, anggaran militer China relatif rendah dibandingkan dengan AS,” ujar pejabat militer berpangkat bintang satu itu di Beijing, Kamis (10/3).

Namun, menurut juru bicara delegasi Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) pada Sidang Parlemen Dua Sesi tersebut, anggaran itu akan digunakan semaksimal mungkin untuk pelatihan, dan peningkatan kemampuan personel keamanan serta modernisasi peralatan militer.

Baca juga: Prajurit Petarung Gurita Perkasa Yonmarhanlan IV Laksanakan Latihan Menembak

Dalam pembukaan sidang parlemen pada Sabtu (5/3), Perdana Menteri Li Keqiang mengusulkan, kenaikan anggaran pertahanan negaranya sebesar 7,1 persen menjadi 1,45 triliun yuan atau Rp3,28 kuadriliun.

Anggaran militer China pada 2021 naik 6,8 persen dan pada tahun fiskal 2020 meningkat sebesar 6,6 persen.

China terus menaikkan anggaran militernya satu digit sejak 2016, sesuai rencana pembangunan sektor pertahanan hingga 2035 seperti yang dicanangkan oleh Presiden Xi Jinping.

Jika pada Februari lalu, Presiden AS Joe Biden merencanakan anggaran militernya tahun 2022 sebesar 770 miliar dolar AS atau setara Rp11 kuadriliun, maka anggaran militer China kurang dari 30 persen anggaran AS.