Produksi ketiga produk tersebut seluruhnya dilakukan di Manokwari, dengan memberdayakan tenaga kerja lokal di wilayah tersebut.
“Sekarang produksinya mulai dari membatik hingga selesai sudah dilakukan di Manokwari. Tetapi jika permintaan banyak, saya menggunakan jasa pembatik dari luar Papua,” ujar Desriani.
Dari usahanya tersebut, Desriani mengaku mampu meraup omzet Rp150 juta hingga Rp250 juta setiap bulan. (*)