BATAM – Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau Seksi Konservasi Wilayah II Batam, Tommy Steven Sinambela mengungkapkan perkembangan terkait lepasnya buaya dari penangkaran di Pulau Bulan, Kota Batam, Kepulauan Riau.
Hingga kini belum diketahui berapa jumlah buaya yang lepas akibat hujan lebat yang terjadi pada Senin dini hari 13 Januari 2024.
Tommy menyatakan, jumlah pasti buaya yang lepas belum dapat diketahui persis. Namun saat ini pihak penangkaran telah diminta untuk melakukan penghitungan populasi buaya di penangkaran agar diketahui jumlah yang lepas ke perairan. Peristiwa buaya lepas tersebut hanya terjadi pada satu kolam, dan bukanlah keseluruhan kolam yang ada di penangkaran.
“Informasi awal sekitar lima hingga enam ekor, tetapi pihak penangkaran sedang melakukan penghitungan ulang jumlah populasi. Mereka perlu memastikan jumlah yang sebenarnya melalui proses pengeringan kolam,” ujarnya, Rabu 15 Januari 2024.
Atas kejadian itu tim BBKSDA telah turun ke lapangan sejak awal kejadian untuk membantu penanganan. Kendati penanganan buaya ini sudah dialihkan dan kewenangan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sesuai Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2024. Namun pihaknya akan terus mendukung proses evakuasi buaya itu.
“Karena buaya adalah hewan nokturnal, kami fokus pada pengamatan malam hari, seperti yang pernah dilakukan sebelumnya di Pulau Kasu,” jelasnya.
Ia juga menyebut bahwa wilayah Kepri, termasuk Batam sebenarnya merupakan habitat alami buaya, sehingga masyarakat perlu memahami bahwa kemunculan buaya bukan hanya dari penangkaran.
“Beberapa kejadian sebelumnya juga ditemukan buaya liar, misalnya di Pulau Temoyong dan Tanjungpinang. Kalau penangkaran biasanya punya tanda khusus untuk membedakan dengan buaya liar,” tambahnya.
Terkait proses evakuasi, Tommy mengungkapkan telah mendapat laporan yang menyebut satu ekor buaya telah berhasil ditangkap oleh warga.
“Kami tetap berkoordinasi dengan tim di lapangan untuk memantau perkembangan,” katanya.
Baca juga: BBKSDA Batam Imbau Masyarakat Hidup Berdampingan dengan Buaya
BBKSDA juga mengimbau masyarakat agar berhati-hati, terutama saat beraktivitas di malam hari, serta menghindari area yang diduga terdapat buaya. Sebab sifat alami buaya biasanya berpindah tempat hingga 27 kilometer dalam sehari. Hewan nokturnal ini tidak memiliki wilayah teritorial yang mutlak, sehingga cenderung mengikuti sumber makanan.
“Hanya saat bertelur mereka berdiam di satu tempat. Hewan ini juga cenderung menghindari manusia. Jika terlihat, segera laporkan ke pihak terkait, dan jangan membunuhnya, karena hewan ini termasuk dalam satwa yang dilindungi,” ujarnya mengakhiri wawancara. (*)
Ikuti Berita Ulasan.co di Google News