Berjasa Bantu Tangani Pandemi, Agnes Sintalia Saing Terima Penghargaan dari BNPB

Berjasa Bantu Tangani Pandemi, Agnes Sintalia Saing Terima Penghargaan dari BNPB
Kepala Puskesmas (Kapus) Lubuk Baja dr. Agnes Sintalia Saing, (Foto: Istimewa)

Agnes mengatakan, dengan posisinya saat ini sebagai Kepala Puskesmas dan juga aktif di IDI kota Batam sebagai Verifikator Perpanjangan STR dokter-dokter se kota Batam, membuatnya selalu berkecimpung dalam dunia kesehatan.

Belum lagi posisinya yang saat ini sebagai Bendahara IDI Kepri dan juga sebagai anggota Tim Mitigasi IDI, membuatnya untuk terus aktif tidak hanya di kota Batam, namun juga diseluruh kabupaten dan kota se Provinsi Kepulauan Riau.

“Jadi bukan hanya manfaat memanfaatkan posisi untuk mendapatkan data, tidak. Namun, saya benar-benar turun kapan saja dan dimana saja ketika saya dibutuhkan,” ucap ibu dua orang putri ini dengan tegas.

Kemudian, dengan banyaknya posisi yang diembannya dan juga aktif turun kelapangan, salah satunya bergabung di Tim Gerak Cepat (TGC) kota Batam, membuatnya selalu terdepan dalam hal mendapatkan informasi mengenai orang-orang yang terkonfirmasi positif Covid-19, termasuk juga para dokter.

“Karena saya juga aktif di TGC Batam sejak Maret 2020 lalu, makanya saya bisa dapat informasi duluan siapa saja dokter yang terkonfirmasi positif COVID-19,” imbuh Agnes yang pernah bertugas di Puskesmas Belakangpadang selama 11 tahun.

Lanjutnya, dia tidak hanya bertugas mengurusi dokter-dokter yang terkonfirmasi COVID-19 saja, Agnes juga aktif turun ke rumah-rumah warga bersama Tim Gerak Cepat untuk mendeteksi menjemput apabila ada warga yang terkonfirmasi positif COVID-19.

“Sebut saja Ratu COVID-19 asal Batam yang sempat viral di media sosial waktu itu. Pada saat penjemputannya di Klinik Gatot Subroto, saya salah satu tim yang ikut menjemputnya bersama dr Leo dari Polresta dan juga BAIS,” kenangnya.

Lebih lanjut Agnes mengatakan, kenapa dirinya ikut melakukan penjemputan ke tempat-tempat warga yang terkonfirmasi positif COVID-19, karena itu merupakan salah satu tanggung jawab dia sebagai Relawan Dokter Indonesia.

“Karena tugas kami hanya mengevakuasi. Selain itu kewajiban kami di Puskesmas itu ada 3T yaitu Testing, Tracing dan juga Treatment,” jelasnya.

Selanjutnya, ketika masuk tahun 2021, pemerintah mewajibkan untuk melakukan vaksinasi massal kepada seluruh masyrakat, saat itu Agnes juga berkecimpung dengan turun tangan langsung melakukan penyuntikan vaksin kepada masyarakat.

Kenapa hal itu harus dilakukan? Padahal Agnes posisinya sebagai leader di Puskesmas? Dengan lugas dia menjawab, karena saat itu dikejar dengan COVID-19 dan sasaran vaksinasi.

“Kami nggak bisa bekerja dibalik meja karena bangsa kita sedang dilanda wabah. Kami harus bangkit melawannya. Intinya bagaimana pandemi ini cepat berakhir dan target vaksinasi bisa tercapai,” ucapnya.

“Pernah, timku saja berjumlah 10 orang termasuk satu sopir ambulans melakukan vaksinasi dengan jumlah pesertanya sebanyak 1.300 orang. Bayangkan saja kira-kira selesainya jam berapa,” katanya.

Meski demikian, Agnes bersama timnya di Puskesmas Lubuk Baja tak pernah mengeluh apalagi berputus asa dan menyerah dengan keadaan, justru karena memiliki satu visi yakni suoaya bangsa kita cepat terbebas dari wabah ini, makanya dia dan timnya tak pernah mengenal lelah.

Terkadang, Agnes merasa bersalah dengan keluarga kecilnya di rumah, yang selalu ia tinggalkan ketika ada masyarakat yang harus ditolong. Namun, dia tak menyangka justru keluarga kecilnyalah yang selalu menjadi penyemangatnya untuk tetap terus menolong sesama.

“Alhamdulillah, suami dan kedua anak-anak saya selalu mensupport pekerjaan saya,” imbuh Agnes yang juga aktif di organisasi Kerabat-Barkad sebagai Koordinator Kesehatan.

Selanjutnya, dalam kesempatan apapun dia selalu mengingatkan kepada seluruh masyarakat yang berada di wilayah Lubuk Baja dan sekitarnya agar jangan kendor menerapkan protokol kesehatan dimanapun berada.

“Jika kita tetap terus menerapkan protokol kesehatan dimanapun berada, saya yakin dan percaya kita bisa melewati ujian ini dengan sabaik-baiknya,” tutup perempuan lulusan S2 Magister Kesehatan Keselamatan Kerja FKM Universitas Indonesia. (*)