IndexU-TV

BMKG Keluarkan Peringatan Gelombang Tinggi 2 Meter di Perairan Natuna

Perahu nelayan Natuna
Kapal nelayan sandar di Pelabuhan Nelayan Desa Cemaga, Kecamatan Bunguran Selatan, Natuna, Kepri. (Foto:Istimewa)

NATUNA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Ranai, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, mengeluarkan peringatan gelombang tinggi 2 meter yang terjadi di perairan Natuna.

Ketinggian gelombang laut hingga 2 meter tersebut, diperkirakan akan berlangsung selama sepekan kedepan mulai Rabu (22/06).

Untuk itu, masyarakat diimbau agar waspada saat beraktivitas di laut.

Adapun lokasi perairan yang akan mengalami gelombang tinggi meliputi, Laut Natuna Utara, perairan Kepulauan Natuna, perairan Kepulauan Subi-Serasan dan Laut Natuna.

Prakirawan BMKG Ranai, Resa Agna F. Denryanto menjelaskan, secara umum tinggi rendahnya gelombang dapat dipengaruhi oleh banyak faktor salah satunya kondisi angin.

Berdasarkan data model INAWAVES BMKG, kondisi angin disekitar wilayah Laut China Selatan cukup kencang yaitu mencapai 20 hingga 30 knot.

Ia menyebutkan, kondisi itu dapat menyebabkan adanya perpindahan energi dari wilayah Laut China Selatan menuju wilayah perairan Anambas dan Natuna.

Sehingga mempengaruhi tinggi gelombang disekitar wilayah tersebut, khususnya gelombang yang disebabkan oleh angin dari wilayah lainnya (swell).

Baca juga: Tiket Pesawat ke Natuna Mahal, Penyebab Wisatawan Malas Berkunjung

Selain itu, untuk beberapa hari ke depan adanya daerah konvergen di sekitar Laut Natuna Utara dan daerah shearline di Laut Natuna.

Konvergen tersebut, memberikan dampak terhadap tingginya kecepatan angin dan peningkatan tinggi gelombang.

“Kondisi umum gelombang untuk seminggu kedepan diprakirakan dalam kategori rendah (0.5 – 1.25 m) hingga sedang (1.0 – 2.0 m),” terang Resa, melalui pesan whatsapp BMKG Ranai, Rabu (22/06).

Ia menambahkan, dari data prakiraan angin lapisan 3.000 feet BMKG untuk beberapa hari ke depan, dan adanya daerah konvergen yang memanjang di Laut Natuna Utara dan daerah shearline di Laut Natuna.

Dengan demikian, dapat memberikan dampak terhadap tingginya kecepatan angin dan peningkatan tinggi gelombang.

Untuk itu, Resa mengimbau masyarakat untuk selalu mewaspadai dampak dari gelombang tinggi laut tersebut demi keselamatan.

Diharapkan Resa, masyarakat berprofesi sebagai nelayan tidak melaut jika cuaca tidak mendukung dan menunggu hingga kondisi gelombang kondusif.

Apabila memang harus melaut, harus punya rencana menghadapi kondisi darurat, memperhatikan risiko tinggi terhadap keselamatan pelayaran dari BMKG.

“Kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir, dan sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi juga agar tetap selalu waspada,” pungkasnya.

Baca juga: PLN Akan Penuhi Kebutuhan Listrik Tambang Pasir di Natuna
Exit mobile version