TANJUNGPINANG – Bus Damri yang biasa melayani penumpang Tanjungpinang-Bintan kini tak beroperasi lagi. Bus itu sekarang hanya terparkir di halaman Terminal Sei Carang, Bintan Centre, Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).
Padahal layanan bus Damri tersebut dinilai masih dibutuhkan warga, khususnya mereka yang pulang pergi Tanjungpinang-Berakit, Tanjungpinang-Tanjung Uban.
Salah seorang warga Berakit, Kabupaten Bintan, Aisyah (35) menuturkan, masyarakat sangat terbantu saat bus Damri itu beroperasi. Namun sayang, sejak tahun 2022, bus tersebut tidak lagi melayani trayek Tanjungpinang-Bintan pulang pergi.
“Kami sebagai masyarakat ekonomi ke bawah, berharap pemerintah kembali meminta kepada pihak Damri untuk kembali mengoperasikan Bus ini, jalan kembali,” ucap Aisyah, Kamis (03/08).
Hal senada juga disampaikan, Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Provinsi Kepri Sayiful SE. Ia menuturkan, pihaknya sudah lama mengkritik manajemen Damri, karena tidak lagi melakukan trayek angkutan darat Tanjungpinang-Bintan dan Batam. Padahal keberadaannya sangat membantu masyarakat.
Saiful menilai, bahwa ada kelemahan dari sistem yang dilakukan Damri untuk menarik minat masyarakat agar ramai-ramai menggunakan bus yang biasa disubsidi pemerintah tersebut.
“Saya sudah mengkritik ini ke pihak Damri, saya secara tegas sampaikan kalau mereka kurang promosi,” ucapnya.
Ia menyarankan, pihak Damri harusnya tidak hanya menunggu penumpang datang di terminal saja. Meskipun mereka disubsidi pemerintah, sebaiknya harus melakukan perbaikan paling tidak mengumumkan ke media sosial, terkait berbagai program dan keunggulannya agar diketahui masyarakat secara luas.
“Kami sangat berharap trayek ini kembali dihidupkan pihak operator, saran kami kalau mau efektif harus kreatif dalam melakukan sosialisasi, promosi sehingga anemo masyarakat tinggi,” sarannya.
Baca juga: Dishub Tanjungpinang Alihkan Bus Rute Tanjungpinang-Bintan ke Terminal Sei Carang
Sementara Manajer Operator Damri Tukijan menjelaskan, pelayanan tersebut adalah penugasan dari kementerian dan setelah dievaluasi karena tidak optimal dalam pemanfaatannya oleh masyarakat jadi dihentikan.
“Kami hanya sebagai operator yang ditugaskan. Saat ini belum ada informasi untuk beroperasi kembali,” ucapnya demikian. (*)
Ikuti Berita Lainnya di Google News