Debat Pilkada 2024 Batam, Ini Cara Pandang Paslon ASLI dan NADI Atasi Pengangguran

Pasangan Asli saat menyampaikan pandangannya dalam Debat Pilkada Batam 2024 terkait bahasan isu tingkat pengangguran. (Foto:Randi RK/Ulasan.co)

BATAM – Debat pertama yang dilaksanakan oleh KPU Kota Batam dalam perhelatan Pilkada Batam 2024 yang mempertemukan dua pasang calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota, Amsakar Achmad-Li Claudia Chandra (Asli) dan Nuryanto-Hardi Selamat Hood (Nadi) menjadi perbincangan hangat di tengah masyarakat.

Salah satu isu yang disoroti dalam debat tersebut, adalah bagaimana strategi yang akan dilakukan paslon untuk mengurangi angka pengangguran di Kota Batam.

Apalagi Kota berjuluk Bandar Madani ini adalah Kota terbesar di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), dan tumbuh menjadi Kota Industri terbesar di Indonesia.

Berdasarkan data BP Batam, terdapat lebih dari 1.300 industri di Kota ini dengan jumlah pekerja lebih dari 150 ribu orang. Namun ironinya tingkat pengangguran di Kota Batam relatif tinggi, yaitu 8,14 persen pada tahun 2023.

Dalam penyampaiannya, paslon ASLI yang diwakili Amsakar Akhmad menyatakan bahwa berdasarkan data perkembangan investasi di Kota Batam mengalami lompatan yang sangat signifikan, kendati tidak diikuti serapan tenaga kerja yang menjadi persoalan.

“Mengapa ini terjadi, karena rata-rata para pelaku usaha menggunakan jasa PJTKI. Atau perusahaan jasa tenaga kerja Indonesia di berbagai daerah, sehingga saat rekruitmen lebih banyak yang masuk dari luar daerah ke Kota Batam,” jelas Amsakar Ahmad.

Untuk itu, lanjut Amsakar, dia Bersama Li Claudia Chandra berjanji akan membuat kerjasama dengan forum HRD yang ada di Kota Batam, untuk menginput kebutuhan tenaga kerja satu atau dua tahun ke depan.

Kemudian pihaknya akan membangun kemitraan dengan pelaku usaha, untuk mengadakan tenaga kerja yang memiliki skill seperti welder dan lainnya.

Selain itu, Amsakar menyebutkan, akan meminta kepada perusahaan sekitar 10-15 persen rekrutmen dan harus berpihak kepada tenaga kerja lokal.

“Yang ketiga tidak kalah penting perlu Balai pelatihan kerja yang representatif yang kini dibangun, insyaallah kalau asli jadi kami akan ke kementerian untuk melengkapi sarana dan prasarananya, dengan begitu akan muncul tenaga kerja yang terampil dan terdidik sesuai dengan kebutuhan pasar kerja yang ada,” terang Amsakar.

Menanggapi pernyataan itu, pasangan NADI mengatakan, pihaknya tidak melihat adanya solusi nyata yang ditawarkan bisa mempersiapkan pekerja untuk menjadi calon pekerja. Paslon NADI juga memandang selama ini pemerintah tidak memfasilitasi calon pekerja.

“Di Kota Batam, pekerja tidak punya pengalaman itu sulit untuk mendapat pekerjaan,” ungkap Nuryanto.

“Berapa banyak lulusan SMA, SMK, dan kuliah yang belum siap bekerja karena belum punya sertifikasi. Karena saya juga melihat tidak melihat adanya kegiatan Balai pelatihan kreatifitas di Kota Batam,” sambung pria yang akrab disapa Cak Nur ini.

Mengenai tema yang masih berhubungan, terkait perekonomian di Kota Batam, Cak Nur mengatakan visi mereka adalah membuat kemudahan pelaku usaha baik skala UMKM, menengah atau lebih besar.

“Kami akan memfasilitasi kemudahan perizinan yang bisa menarik para investor,” sebut dia.

Untuk UMKM pihaknya akan memberikan sokongan melalui pendanaan Rp20-25 juta, pembinaan, peningkatan teknologi dan bantuan pemasaran serta mengadakan pelatihan dan inkubasi.

“Artinya kami akan dampingi setiap tahapannya. Ini lahbangkahbkami untuk meningkatkan UMKM naik kelas,” ungkap Cak Nur.