Dewi Ansar Sebut Sekolah Favorit Jadi Akar Masalah PPDB Tingkat SMA/SMK

Ketua Komisi IV, DPRD Kepri, Dewi Kumalasari Ansar. (Foto:Ardiansyah Putra/Ulasan.co)

TANJUNGPINANG – Ketua Komisi IV, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kepulauan Riau (DPRD Kepri), Dewi Kumalasari Ansar mengatakan, istilah sekolah favorit masih menjadi akar masalah saat Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tingkat SMA/SMK di Kepri.

“Kita tidak memungkiri persolaan PPDB 2022 masih terdapat masalah. Tapi alhamdulillah, masalah itu masih bisa teratasi,” ujar Dewi kepada ulasan.co, Rabu (20/7).

Masalah utamanya, lanjut Dewi, karena wali murid masih menginginkan anak-anak mereka bersekolah di SMA atau SMK favorit.

Baginya, saat ini tidak ada lagi istilah sekolah favorit karena pemerintah sudah menghilangkan status tersebut sejak lama.

“Semua sekolah negeri itu sama dimana-mana. Di mata pemerintah sama, jadi tidak ada istilah favorit. Itu lah yang penyebabnya terjadinya penumpukan calon siswa,” jelas Dewi.

Baca juga: Tidak Ada Sekolah Favorit, Gubernur Ansar: SMAN 1 dan SMAN 3 akan Digabungkan

Ketua TP-PKK Provinsi itu menegaskan ke depan, agar Dinas Pendidikan Pemerintah Provinsi (Disdik Pemprov) Kepri harus pandai-pandai mengedukasi orangtua, maupun pelajar bahwa sekolah favorit tersebut tidak ada.

“Kita berusaha agar sekolah ini statusnya sama rata, baik dari fasilitas dan tenaga pendidiknya. Kita juga akan buat persepsi itu,” ucapnya.

Ia berharap, pada PPDB tahun tahun berikutnya, Kepri memiliki anggaran untuk membangun sarana dan prasarana ruang belajar baru yang lebih efesien dan mampu menampung peserta didik.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kepri, Andi Agung menyebutkan, evaluasi tahun itu masih sama seperti tahun sebelumnya yakni persoalan sekolah favorit.

“Evaluasi kita hanya satu aja, karena masih ada penumpukan di sekolah yang dianggap favorit. Itu aja masalahnya,” tutup Andi.

Baca juga: Pengamat: Semua Sekolah Favorit, dan Jangan Ada KKN saat PPDB 2022