BINTAN – Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau (Kepri) menyayangkan Madrasah Tsanawiyah (MTs) Tambelan nyaris tutup sudah berusia kurang lebih 70 tahun.
“Cukup disayangkan sekali MTs Tambelan ditutup,” kata Kepala Disdik Bintan, Tamsir, Sabtu (20/05).
Tamsir mengatakan, pihaknya tidak bisa mengambil keputusan ataupun kebijakan terhadap MTs Tambelan. Sebab, bukan kewenangan Disdik Bintan.
“Kewenangan (MTs) itu ada di Kemenag,” tegas dia.
Ia menuturkan, pemerintah daerah melalui Disdik Bintan pernah membantu sarana dan prasarana melalui dana hibah. Seperti pembangunan gedung hingga renovasi sekolah dan sebagainya di MTs Tambelan.
Disdik Bintan bahka membatasi penerimaan siswa/i setiap tahun ajaran baru di SMP Negeri 14 Tambelan. Misalkan, setiap rombel menerima 32 siswa/i. Tapi, hanya menerima 25 siswa/i baru.
“Sisanya bisa mendaftar langsung di MTs Tambelan. Karena sekolah itu (SMP Negeri 14 dan MTs Tambelan) saingan,” ucap dia.
Apabila tidak diterima di SMP Negeri 14, lanjut dia, anak tersebut lebih memilih untuk tidak sekolah dari pada sekolah di MTs Tambelan.
Apabila ingin melanjutkan sekolah, anak tersebut memilih sekolah keluar dari Bintan, yakni Tanjungpinang hingga Kalimantan.
“Kita ingin pihak yayasan untuk segera melakukan evaluasi manajemen MTs. Supaya MTs tidak terjadi tutup,” sebut dia.
Baca juga: MTs Berumur 70 Tahun Nyaris Tutup, Tokoh Masyarakat Tambelan Minta Diselamatkan
Sebelumnya diberitakan, MTs Mualimin Kecamatan Tambelan, Kabupaten Bintan nyaris tutup karena siswa yang tersisa hanya lima orang. Oleh karena itu pihak stakeholder terkait harus turut serta menyelamatkan MTs yang sudah berusia 70 tahun tersebut.
“Harus diselamatkan supaya di Tambelan ada sekolah agama selain sekolah umum. Sangat rugi MTs yang sudah berumur 70 tahun itu tutup. Jangan sampai itu terjadi,” kata Robby Patria dan beberapa tokoh Tambelan lainnya di Tanjungpinang, Jumat (19/05).
MTs Tambelan pernah diusahakan untuk dinegerikan, namun belum disetujui Kementerian Agama.
” Harus ada afirmasi terhadap sekolah di daerah terluar untuk mendapatkan perhatian dari pemerintah apakah dalam bentuk dana hibah, pelatihan manajemen sekolah dan bantuan sumber daya manusia. Karena itu satu satunya sekolah berbasis agama yang ada di Tambelan dan sudah mendidik anak anak Tambelan sejak 70 tahun lalu,” kata dosen FKIP UMRAH itu. (*)
Ikuti Berita Lainnya diĀ Google News