Fakta Khatib Ditinggal Jamaah, Gegara Ceramah Singgung Politik Kecurangan Pemilu

Ilustrasi jamaah meninggalkan lokasi salat Idulfitri di Dataran Engku Puteri Kota Batam. (Foto:Irvan Fanani/Ulasan.co)

YOGYAKARTA – Viral seorang khatib ditinggalkan jamaahnya usai melaksanakan salat Idulfitri, lantaran ceramah yang disampaikan menyangkut politik tentang kecurangan pemilu oleh pejabat negara.

Video viral tersebut diunggah di media sosial X oleh akun @merapi_uncover itu menyatakan peristiwa itu terjadi di Lapangan Tamanan, Banguntapan, Bantul, DIY.

Adapun faktanya, Dalam khutbahnya, sang khatib menyinggung dugaan pemilu yang dilakukan oleh pejabat negara dan menjadi terburuk sepanjang sejarah demokrasi Indonesia.

“Oleh para pejabat negara menjadi sangat lebih memalukan dan memuakkan karena kecurangan dalam pemilu yang dinilai banyak pihak yang terburuk dalam sejarah Indonesia. Ironisnya problematika pelanggaran pemilu yang sering disebut terjadi secara terstruktur, sistematis, dan masif terjadi justru di terkait dengan perilaku Joko Widodo sebagai presiden RI, sebagaimana yang tersebar luas di media sosial dan surat kabar,” kata khatib dalam video itu.

Kemudian, ditengah ceramah itu terdengar pula kasak-kusuk jamaah yang bergegas meninggalkan lokasi salat idulfitri meski sang khatib sedang menyampaikan ceramah.

Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Bantul, Ahmad Shidqi mengatakan, telah menginstruksikan jajarannya di KUA Banguntapan untuk mencari tahu kebenaran video tersebut.

Setelah itu diketahui, salat idulfitri tersebut berlangsung di Lapangan Tamanan tersebut diselenggarakan panitia Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) setempat.

Berdasarkan hasil konfirmasi jajaran KUA kepada ketua PHBI, ternyata sosok khatib tersebut diketahui merupakan seorang akademisi atau dosen di Universitas Ahmad Dahlan (UAD).

Khotbah yang bersangkutan menyinggung bab politik pemilu, dan diperkirakan 25 persen jamaah langsung angkat kaki dari lapangan tersebut.

“Betul bahwa, di tengah khutbah, sebagian jamaah pergi meninggalkan lapangan setelah menyimak isi materi khutbah yang menyitir salah satu ayat Al Quran dikaitkan dengan kecurangan pemilu,” demikian hasil klarifikasi yang diterima Ahmad.

Akhirnya panitia penyelenggara pun meminta maaf atas kejadian tersebut.

Ketua PHBI Tamanan, Sujendro Nugroho beralasan bahwa panitia tahun ini terlalu fokus ke kegiatan takbiran dan festival lomba menyambut lebaran sehingga kesulitan mencari khatib untuk salat Idulfitri.

Belum lagi, lanjut Sujendro, karena para ustaz lainnya sudah terjadwal mengisi ceramah di tempat lain.

Apalagi, dosen yang bersangkutan dulu juga sudah pernah diminta menjadi khatib oleh panitia PHBI Tamanan, dan kala itu materi ceramahnya masih dianggap biasa saja.

“Kami mohon maaf untuk itu,” kata Sujendro saat dihubungi, Jumat 12 April 2024.

Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta usai dikaitkan dengan khatib berinisial UC itu angkat bicara.

Kepala Bidang Humas dan Protokol UAD Ariadi Nugraha mengakui UC memang pernah menjadi bagian dari kampus selaku dosen tamu atau dosen tidak tetap Al Islam Kemuhammadiyahan (AIK) di Lembaga Pengembangan Studi Islam (LPSI) hingga berakhir 2022 lalu.

Namun saat ini UC sudah tak lagi aktif mengajar di kampus.

“Saat ini yang bersangkutan sudah tidak aktif mengajar di Universitas Ahmad Dahlan,” kata Ariadi dalam keterangan resminya.