Gawat! Indonesia akan Hadapi Lonjakan Gelombang Kedua COVID-19

Foto : Antara

Saat Ramadhan, angka kasus harian di Sumatera tergolong naik dengan cepat sehingga Pemerintah berupaya mencegah pemudik yang kembali ke Jawa membawa serta virus corona dengan melakukan penyekatan dan testing bagi pemudik di Bakaheuni dan Gilimanuk untuk menjaga jangan sampai Pulau Jawa ikut bergerak cepat penyebaran virusnya.

Upaya telah dilakukan maksimal, namun faktanya Pulau Jawa akhirnya mengalami percepatan penyebaran dan terbukti penambahan kasus terbesar pada 16 Juni 2021 seluruhnya berada di Pulau Jawa yaitu provinsi Jawa Barat dengan 2.599 kasus baru, DKI Jakarta 2.376 kasus baru, Jawa Tengah 1.251 kasus baru, Jawa Timur 702 kasus baru dan D.I. Yogyakarta dengan 534 kasus baru.

Kecepatan penyebaran virus kemungkinan bisa menembus puncak pertama kasus harian COVID-19 di Indonesia yang terjadi pada 30 Januari 2020 dengan titik puncak pada angka 14.518 kasus.

Kasus di India yang bisa menimbulkan gelombang kedua juga terjadi dalam waktu singkat sekitar 2,5 bulan dari titik terendah dan bukan tidak mungkin fenomena serupa terjadi di Indonesia berapa bulan mendatang.

India mendapat puncak puncak kedua tercapai pada 6 Mei 2021 dengan kasus harian 414.6188 kasus atau delapan bulan kemudian setelah puncak pertama.

India sempat menurunkan kasus hariannya di bawah 3.000 kasus, bahkan pada 6 Februari 2021 tercatat hanya ada penambahan 12.000 kasus, namun kemudian meroket sampai mencapai puncak kedua pada 6 Mei 2021, artinya hanya dalam tiga bulan bisa melonjak 345 kali lipat.

Fenomena di India ini menjadi refleksi bagi Indonesia bahwa tanpa pengetatan mobilitas masyarakat dan protokol kesehatan maka bisa saja lonjakan serupa juga terjadi di Indonesia. Titik terendah harian di Indonesia terjadi pada 13 Mei 2021, namun kemungkinan bukan angka sebenarnya karena bersamaan dengan Hari Raya Idul Fitri dimana angka pengujian spesimen mengalami penurunan.

Belum bisa diketahui seberapa besar prosentase varian virus baru itu mendominasi, namun tanpa pengendalian ketat maka dalam beberapa bulan varian baru akan menjadi makin dominan dan gelombang kedua sebaran virus corona akan terjadi juga di Indonesia.