NATUNA – Bupati Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau (Kepri), Wan Siswandi menggelar rapat koordinasi, Rabu (11/05) untuk membahas persiapan Geopark Natuna akan menjadi warisan dunia.
Dengan demikian, Geopark Natuna akan menjadi warisan dunia yang diusulkan melalui UNESCO.
Strategi serta teknis turut dibahas dalam rapat koordinasi Geopark Natuna, yang berlangsung di Ruang Rapat Kantor Bupati Natuna, Rabu (11/5).
Rapat yang dipimpin langsung oleh Bupati Natuna, Wan Siswandi yang sekaligus merangkap Ketua Badan Pengelola Geopark Natuna yang baru saja diambil-alih dari Asisten II Pemkab Natuna.
Rapat tersebut dihadari oleh Sekda Natuna, Boy Wijanarko, Asisten II Pemkab Natuna, Basri dan seluruh unsur OPD Pemkab Natuna.
Dalam pemaparannya, Wan Siswandi menjelaskan, untuk menuju Geopark Internasional ada beberapa hal yang mesti dipenuhi terlebih dahulu.
Persyaratan tersebut, lanjut dia, meliputi warisan geologi, pengakuan dari internasional, sistem menejemen pengelolaan, site-site geopark, fasilitas dan jaringan dalam negeri dan internasional.
Baca juga: AS Tertarik Investasi di Natuna, Ini Sektor yang Diminati
“Jadi ini semua harus jadi konsen kita semua. Apa yang belum ada kita adakan, apa yang belum lengkap kita lengkapi agar sayarat di atas dapat terpenuhi,” ucap Wan Siswandi.
Ia menegaskan, geopark ini merupakan prioritas Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
Sehingga Natuna dapat diakui oleh UNESCO, yang membidangi warisan dunia di PBB.
“Beberapa tahun lalu kita sudah diakui sebagai geopark nasional, dan sekarang kita sedang berupaya agar menjadi geopark global. Saya pikir ini harus kita utamakan untuk kemajuan pariwisata, dan sekaligus sebagai soft diplomasi negara kita di kancah internasinal,” harapnya.
Dengan demikian, Wan Siswandi menekankan kepada seluruh OPD agar turut terlibat mendorong kemajuan langkah Geopark Natuna, untuk segera dapat lolos ke UNESCO.
“Kita sudah ada jembatan ke UNESCO dalam hal ini Kementerian Luar Negeri. Nah sekarang tinggal kita bagaimana melengkapi muatannya. Muatannya apa, ya itu syarat-syarat yang telah disebutkan di atas tadi,” tegasnya.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Natuna, Hardinansyah menuturkan, upaya untuk memasukkan Geopark Natuna ke UNESCO sudah dimulai sejak 2018 lalu.
Bahkan pada tahun 2019 dan 2020 , Geopark Natuna sudah coba diajukan ke salah satu badan internasional itu.
Baca juga: Hadiri Rakernas APPSI di Bali, Ansar Bahas Rencana Pemekaran Natuna-Anambas
“Cuma kita ada beberapa kendala. Sehingga kelengkapan persyaratan belum bisa kita penuhi, karena terdapat beberapa kendal,” tuturnya.
Adapun kendala yang dimaksud, meliputi dessier yang berisi 100 item belum lengkap, jumlah geosite sebanyak 20 titik belum lengkap, pengelola geosite belum lengkap.
Selain itu, akses jalan belum lengkap, dan kelengkapan fasilitas belum terpenuhi dan lahan yang diperlukan untuk pengembangan geosite belum lengkap.
“Jadi saat ini kita baru ada delapan geosite, sementara untuk masuk UNESCO kita mesti memiliki 20 geosite. Tapi menurut keterangan yang kami dapatkan. Tidak apa-apa jumlah gesite kurang dari 20 asal geosite, yang ada sudah dilengkapi sesui standar yang sudah ditetapkan oleh UNESCO,” papar Hardinansyah.
Ketua Harian Badan Pengelola Geopark Natuna, Basri juga mengingatkan kepada seluruh OPD agar dapat terlibat langsung dalam upaya persiapan menuju Geopark Global ini.
Ia memberikan aparesiasi ke Bupati Natuna, yang telah memberikan perhatian besar pada kegiatan ini.
Sehingga proses persiapan dapat dilaksanakan lebih cepat dan dalam skala yang lebih besar.
“Sekarang pak Bupati sudah resmi memimpin badan ini. Jadi tidak alasan bagi seluruh OPD untuk tidak aktif terlibat, dalam upaya ini meskipun leading sektornya tetap berada di Dinas Parisiwata dan Kebudayaan. Mudahan semua kendala ini segera dapat diatasi,” ujar Basri.