Harga Bahan Pangan Naik, Pedagang Makanan di Natuna Merugi

pedagang
Nurudin pedagang martabak mesir di Jalan Soekarno-Hatta, Kecamatan Bunguran Timur, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau (Kepri). (Foto:Muhamad Nurman/Ulasan.co)

Natuna – Harga sejumlah bahan pangan naik, dan pedagang makanan di Natuna, Kepulauan Riau, mengaku merugi karena turunnya omzet penjualan.

Kenaikan bahan pangan seperti minyak goreng, telur, dan gas di Natuna sejak Desember 2021 lalu pengaruhi hasil penjualan para pedagang makanan.

Sejumlah pedagang mengeluh omset mereka turun, bahkan ada yang tidak mendapatkan untung sama sekali.

Keluhan itu disampaikan pedagang martabak mesir, Nurudin.

Ia mengaku hampir dua bulan tidak mendapatkan untung dari dagangannya.

Pasalnya, sejumlah bahan dasar dagangannya seperti telur, cabai, dan minyak goreng naik bahkan gas pun ikut naik.

“Dua bulan nol pendapatan,” tegas Nurudin dilapak jualannya, Jalan Soekarno Hatta, Kecamatan Bunguran Timur, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau (Kepri), Jumat (21/01).

Baca juga: Pemkab Natuna Belum Terapkan Kebijakan Minyak Goreng Satu Harga

Meski demikian, ia tak berani untuk menaikkan harga jual atau mengurangi porsi dagangannya.

Hal itu dilakukannya, untuk menjaga pelanggan agar tak lari untuk membeli martabaknya.

Namun, jika kondisi itu terus berlanjut dirinya terpaksa akan menutup lapak dan beralih ke profesi lain.

“Kalau menurunkan harga (harga bahan pangan turun). Saya masih bertahan kalau tidak saya mencari haluan lain,” ujarnya.

Senada dengan Nurudin, Sukimin pedagang gorengan dan nasi goreng menjelaskan, sejak harga beberapa bahan pangan naik, ia tidak mendapatkan untung lebih, keuntungan yang didapat hanya sebatas untuk bertahan saja.

“Untungnya tipis,” katanya.

Padahal, lanjut Nurudin, dirinya memiliki banyak tanggungan dari kebutuhan runah tangga sekolah anak hingga sewa lapak.

“Mau naikin harga tidak mungkin,” katanya lagi.

Kemudian, pedagang ayam goreng Sukron juga merasakan imbas naiknya harga minyak dan telur, ia mengaku keuntungannya berkurang hingga 40 persen.

“Keteteran juga kita, kita jual harga sama, mau naikin harga berat, masyakat lagi susah,” ucap Sukron.

Saat ditanyakan harapan mereka, para pedagang kompak meminta pemerintah untuk segera mencari solusi soal kenaikan harga bahan pangan.

Mengingat, para pedagang memiliki banyak tanggungan.

Baca juga: Nelayan Natuna akan Diberi Bantuan Alat Tangkap Rumpon

“Kita maunya stabil, atau seperti harga awal,” sebutnya.

Selain pedagang, Lina, ibu rumah tangga juga ikut merasakan dampak kenaikan harga ini.

Lina mengatakan, akibat naiknya harga minyak goreng ia terpaksa mengurangi masakan yang menggunakan banyak minyak.

“Diakalilah, biar uang bulanan pas,” ucap Lina di Pasar tradisional Kota Ranai.

Ia menilai, penyebab harga terus mengalami perubahan karena Natuna bukan daerah penghasil.

“Setau saya baik itu telur dan beberapa yang lainnya dari luar,” ungkap Lina.

Terkait hal tersebut, ia menyarankan pemerintah untuk mengadakan bazar sembako murah, agar masyarakat terbantukan.

“Buat seperti kota-kota besar,” pungkas Lina.