Batam – Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Buralimar memaklumi kekhawatiran Wali Kota Batam Muhammad Rudi terkait penundaan Travel Bubble.
Sebelumnya, Wali Kota Rudi meminta penundaan Travel Bubble di Batam karena masyarakat Kota Batam belum 100 persen di vaksinasi.
“Kita maklumi kekhawatiran Wali Kota Batam,” ujar Buralimar, Selasa (12/10).
Buralimar menuturkan, jika Batam belum siap untuk diberlakukan Travel Bubble, maka nantinya akan diberlakukan di Kawasan Lagoi, Bintan.
“Jika Kota Batam, terutama di Kawasan Nongsa belum siap, maka kita arahkan ke Bintan dulu,” ujarnya.
Hal itu disampaikan Kadispar Kepri karena kawasan wisata terpadu Lagoi juga posisinya jauh dari pemukiman warga, sehingga hal itu akan lebih efektif.
“Nantinya bisa kita buat Bintan menjadi pilot projects, dan jika Batam sudah siap, maka selanjutnya kita buka di Batam, khususnya Kawasan Nongsa,” ujarnya.
Baca Juga: Wali Kota Rudi Minta Tunda Program Travel Bubble di Batam
Pemerintah Provinsi Kepri, beberapa waktu lalu telah mengusulkan Batam dan Bintan menjadi lokasi Travel Bubble dengan Singapura.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kepri pun telah mengusulkan sejumlah bandara dan pelabuhan di Batam dan Pulau Bintan sebagai pintu masuk.
Nantinya, Bintan Resort akan menjadi tempat pertama yang buka. Oleh sebab itu, pihaknya pun mulai menyiapkan hal-hal untuk menyambut para wisatawan.
“Mulai kita persiapkan. Seperti alat Tes Cepat Molekuler (TCM) yang satu jam sudah keluar hasilnya,” ujar Gubernur Kepri Ansar Ahmad.
Ansar pun mendorong masuknya para wisatawan mancanegara walaupun dengan syarat yang telah ditentukan oleh pemerintah pusat.
Ia juga menyatakan kesiapannya dalam menerima wisatawan itu. Sementara itu, untuk biaya maupun teknis uji PCR akan dibicarakan lagi bersama pihak pengelola dan sejumlah pihak lainnya.
Sebelumnya diberitakan, Wali Kota Batam Muhammad Rudi mengatakan, daerahnya belum bisa mengikuti program Travel Bubble yang diajukan Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).
Menurut Rudi, permintaan penundaan itu dikarenakan vaksinasi masyarakat Batam belum mencapai 100 persen.
“Saat ini pencapaian vaksinasi sudah sampai 84 persen untuk dosis pertama. Ada 16 persen yang dikejar untuk tembus 100 persen. Kita akan terus mengejar target tersebut hingga November mendatang,” ujar Rudi di Batam, Selasa (12/10).
Selain alasan tersebut, Rudi menyebutkan alasan lain yakni sulitnya melarang mobilitas masyarakat di Kawasan Nongsa. Sebab, Kawasan Nongsa merupakan lokasi pintu masuk dan lokasi karantina kawasan yang memiliki pelabuhan bertaraf internasional.
Rudi menuturkan, hal itu dilihat dari percobaan yang sebelumnya sudah dilakukan, berbeda dengan kawasan terpadu Bintan Resort yang berada di Kabupaten Bintan.
“Resort yang berada di Nongsa saja sebenarnya sangat dekat sekali dengan kawasan penduduk di Kecamatan tersebut.”
“Tidak mungkin saya melarang mereka mendekat ke sana, kalau memang ada aktifitas warga yang kebetulan harus melintasi jalan depan resort. Beda dengan Bintan yang memang dia terisolir dan tidak ada penduduk di sana, hanya ada kawasan resort saja,” jelas Rudi. (*)